A Clockwork Orange – Anthony Burgess

A Clockwork Orange – Anthony Burgess

“Lihat, dia menangis.”

Malam (30/10-17) sepulang kerja pesanan buku dari toko buku daring ‘Taman Baca Rindang’ kuterima. Hermione langsung buka segel plastik, saat orang-orang siap terlelap, jam 22:31 saya mulai baca buku ini, menjadi pilihan pertama dari tiga. Tiga jam kemudian saya selesai lahap. Saya baca sekali duduk bersama segelas kopi pahit untuk bertahan melewati tengah malam dan ditemani sederet lagu Sherina Munaf album Tuna. Buku yang sangat bagus, tiap lembarnya memberi tanya nasib Alex. Benar-benar mengerikan opsi, ‘empat belas tahun penjara atau dua minggu ditransformasi manusia mesin lalu bebas?’ sebuah konsekuensi. Kaubisa melihat semuanya berantakan. Kauakan mengerti kalau satu hal akan membawamu ke hal lainnya.

Kisahnya tentang berandalan muda yang beraksi di malam hari. Dari sudut pandang Alex, seorang remaja lima belas tahun yang memimpin komplotan: Pete, Georgie dan Dim. Adalah lumrah bergerombol dengan empat atau lima anggota, empat anggota sudah cukup, sedangkan enam anggota terlalu banyak untuk berandalan saat itu. Namun, si malang Dim tetap melihat bintang di langit dan berkata, “Apa mereka itu? Aku penasaran. Apa yang ada di atas sana.” Dengan setting di masa depan, sebuah masa distopia yang misterius. Hobi berkelahi, mencuri, memperkosa, sampai iseng bikin onar. “Dunia macam apa ini? Orang pergi ke bulan dan berkeliling dunia. Namun, tidak ada yang peduli dengan hukum. Karma akan datang membalas kalian, Pecundang.”

Suatu malam mereka memainkan akting di depan rumah bertulis RUMAH, setelah bel rumah berbunyi Alex akting minta tolong kalau teman mereka terluka dan pinjam telepon atau sedekar minta air putih. Saat lengah, para berandal ini masuk dan melakukan aksi. “Jangan takut. Jika ketakutan ada dalam hatimu saudaraku, doa akan menenangkanmu.” Malam itu mereka melakukan tindakan biadap di rumah seorang Penulis. Kertas dan mesin tik dihancurkan, Penulis itu dilukai sampai wajahnya ungu dan mengeluarkan sirup spesial (darah) serta istrinya dilecehkan. “Aku kagum pada mereka yang bisa menulis buku.” Aku melihat lembar paling depan dan tertulis: Manusia Mesin. “Ini judul yang bodoh. Siapa yang pernah mendengar manusia mesin?” Kemudian mereka kabur hura-hura, meninggalkan mobil curian di stasiun berpencar pisah naik kereta. Lalu mesin espresso tua (kereta) datang, kami segera naik. Kereta saat itu tampak sangat sepi.

Besoknya dia bolos sekolah. Guru konselingnya datang. P.R. Deltoid yang seakan tahu perbuatan kriminalnya. Hanya karena polisi tidak menangkapmu, bukan berarti kau tidak bersalah. Beliau heran karena Alex punya rumah yang bagus di sini, orangtua yang menyanyangimu, dan kau tidak bodoh. Apa ada monster dalam dirimu? Nasehatnya untuk berhenti dari kebrutalan memang ditanggapi senyum, namun sinis. Sejernih danau tak berlumpur. Jelas seperti langit biru di musim panas. Anda bisa mengandalkanku. “Orang itu menjijikkan dan terlihat seperti kotoran.” Malam adalah saat yang paling menyenangkan. Benar ‘kan? Duduk. Kalau kau tidak lebih berhati-hati dengan dirimu sendiri, aku beri tahu, suatu saat nanti pasti ada pengakuan atas kesalahan setiap manusia dalam hidupnya. Ada adegan lucu saat Alex baca Koran dan melihat iklan di dalamnya. Adegan sepintas yang kocak. Tawaran sabun gratis dengan menukar kaleng sabun hanya selama satu minggu, cukup membuatku tertawa.
Siangnya ia memang berniat untuk berangkat sekolah namun terhenti di toko kaset dan malah berakhir kekerasan lain. Hari ini aku tidak akan ke sekolah selesai makan siang, tetapi pendidikan itu penting, jadi Alex akan menjadi guru. Nama mereka adalah Marty dan Sonieta, cukup gila fesyen untuk gadis seusia mereka. Kaubisa tahu siapa dan mana orang yang paling penting di antara mereka dari pakaiannya, kawan. Aku tahu aku suka fesyen. “Cinta itu seperti mimpi buruk.”

Malamnya Alex yang ditunggu rekan sejawat tak datang tepat waktu setelah ditunggu di tempat biasa. Trio itu menghampiri. Namun terjadi cekcok karena Alex yang merasa pimpinan, mulai terusik tampuknya digoyang. Apalagi ia mimpi buruk. Namun, mimpi tidaklah nyata. Cekcok uang, kalau kau butuh uang, ambillah. Kenapa mendadak menjadi kapitalis? Lalu Georgie yang mulai mengatur. Mimpiku menjadi kenyataan sekarang. Georgie si jenderal memerintahkan apa yang harus dan tidak dilakukan, Dim dengan cambuknya menyeringai seperti anjing. Sampai adegan marahnya pada Dim yang merusak suasana yang dipenuhi udara lagu. “Kau mengerti kenapa aku memukulmu. Itu karena musiknya, kautahu. Aku menjadi gila ketika seseorang mengganggu musiknya. Seperti itulah.”

Aksi berikutnya mereka terusik atas saran gerombolan lain Billyboy untuk merampok wanita tua yang hidup bersama kucing-kucingnya. Aksi itu gagal, karena saat pintu diketuk sang tuan rumah curiga. Aku sadar bahwa berfikir adalah tindakan yang bodoh dan masuk akal jika digunakan sebagai inspirasi atas apa yang Tuhan berikan. Kita akan bertemu di surga. Kecurigaan wanita tua ini tidak bisa disalahkan karena ada banyak berandalan di malam hari. Tentu saja tidak. Maka dengan kenekatan ala MacGyver, Alex menerobos masuk lewat lubang di atas pintu dengan didorong teman-temannya. Saat akhirnya dia di dalam rumah sang nenek melakukan perlawanan walau akhirnya berhasil dilumpuhkan. Dan memaki, “Terkutuk kau anak muda. Kau akan sial seumur hidupmu!” Keinginan untuk menjadi pencuri atau tukang pukul. Hasrat untuk hidup enak.

Naas, Alex terkurung di dalam rumah saat raungan mobil polisi terdengar. Pada lari tunggal langgang, tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini saudaraku. Begitulah menurutku. Dan inilah akhir dari aksi brutalisme kebebasan sang pelajar. Di penjara ia mengalami sensasi lain tentang kekerasan. Guru konselingnya datang menjenguk, namun tak dinyana P.R. Deltoid lalu melakukan hal yang tidak pernah terpikirkan olehku seolah-olah itu bukan dirinya. Dia mendekatiku, lalu meludahiku. Di penjara kapasitas tiga namun berisi enam itu ia sering mimpi buruk. Mimpi ada kambing berwajah manusia memainkan seruling. Ada bunga mawar seperti Ludwig van dengan wajah, dasi, dan rambut yang berantakan. Aku dikenal dengan nama 6655321, bukan Alex. Aku sudah melakukan banyak hal, dan aku masih lima belas tahun.

Alex dihukum empat belas tahun penjara, sang korban meninggal dunia selain akibat tindak kekerasan ia juga kena serangan jantung. Kebaikan itu sesuatu yang dipilih. Ketika seseorang tidak bisa memilih, dia telah gagal menjadi manusia. Aksi kekerasan Alex ternyata tak berhenti walau sudah dikurung, ia bahkan melakukan pembunuhan lagi, walau prosesnya tak berniat. Jika seseorang memukulmu, kau akan membalas pukulannya. Benar ‘kan? Namun, aturan baru itu melarangnya. Esoknya Alex mendapat kejutan karena saat dipanggil gubernur, menteri dalam negeri sampai kepala sipir ia ditawari kebebasan dalam dua minggu ke depan. Sang Pendeta memberikan asumsi. “Oh akan menyenangkan menjadi orang baik.” Namun aku tertawa di benakku saat mengatakannya. Semua anak baik-baik saja, siapa tahu? Jalan Tuhan sangat susah ditebak.

Kekerasan adalah sesuatu yang menakutkan. Itu yang akan kaupelajari sekarang. Tubuhmu sedang mempelajarinya. Syaratnya hanya Alex diminta menonton film. “Pasti filmnya sangat bagus sampai kaumelakukan ini pada mataku.” Dipandu Dr. Brodsky dan asistennya Dr. Branom. Proses itu disebut Ludovico. Saya tak akan menjelaskan bagian ini karena memang ini adalah bagian terbaik. Saran saya hanya satu: BACA! Nikmatilah! Atau muntahkanlah!

“Kaumerasa sakit siang ini karena kau menjadi lebih sehat. Ketika kita sehat, tubuh kita akan merespon dengan adanya rasa benci akan ketakutan dan kejenuhan. Alex muak dan kepala senut-senut. “Semua alat ini yang menyodomi kepala dan badanku. Itu semua.” Dunia ini hanya ada satu, begitu juga kehidupan. Sesuatu yang paling berkesan dibandingkan kekerasan adalah cinta – contoh pada musik. Bahkan kecintaannya pada musik menjadi begitu membuncah hingga berubah menakutkan. Musik tertentu sama seperti emosi, membuatku merasa sakit sama dengan melihat atau melakukan kekerasan. Musik dan hal-hal seksual, literatur dan seni, semuanya tidak menjadi kenikmatan lagi melainkan kesakitan. Pilihan, dia tidak punya pilihan ‘kan? Kebutuhan diri, takut akan rasa sakit, membuatnya melakukan hal yang memalukan. Alex sedang menjalani Reklamasi, kenikmatan menjadi malaikat Tuhan.

Jika aku punya bunga mawar maka aku akan memberikannya padamu. Jika hujan turun, aku akan melindungimu kakimu dari lumpur di jalanan dengan pakaianku. Pembebasan itu akhirnya terlaksana. Dengan pakaian seadanya, uang saku ala kadar untuk memulai hidup baru, bahkan pisau lipat britva juga diberikan. Seseorang tidak bisa memilih untuk menjadi manusia.

Kau memang bersalah tapi hukumanmu sudah keterlaluan. Mereka telah mengubahmu. Kau tidak memiliki hak untuk memilih.  Kita tumbuh di dunia pepohonan yang diciptakan Tuhan. Kita ada karena Tuhan ingin kita mengisi rasa hausnya akan cinta dan sejenisnya. Sebelum kita tahu posisi kita, kita harus mulai melawan. Kisah makin absurb saat pada akhirnya sang residivis ini tak diterima masyarakat dan dikucilkan. Takdir mengantarnya kembali ke RUMAH dalam keadaan babak belur. Aku bukan orang politik. Namun, ketika aku melihat sesuatu yang tidak benar aku akan menghapusnya. Partai politik tidak berarti apa-apa. F. Alexander sudah gila, dialah Penulis ‘manusia mesin’ yang ada di awal kisah yang dirampok itu. Dia bersama tiga rekannya yang aneh: Z. Dolin, Rubinstein dan D.B. da Silva mencoba menjadikan Alex senjata melawan kekuasaan. Alex sebenarnya hanya ingin kembali menjadi normal. Apa yang harus kulakukan untuk kembali seperti dulu? Mati syahid demi kebebasan. “Buka jendela untuk udara segar, ide segar dan hidup baru.” – selebaran itu menunjukkan cara untuk mati dengan melompat keluar. Rasa sakitnya hanya sebentar, mungkin, lalu aku akan tidur selamanya. Selamat tinggal, selamat tinggal. Semoga Tuhan mengampuni dosamu untuk hidup yang hancur. Menghancurkan memang lebih mudah daripada membangun.

Saat akhirnya kita mencapai klimak cerita, justru Anthony memberi tawaran ending yang lain bersama Ren, Rick dan Bully yang dipanggil Bully karena mirip dengan kerbau – gendut dan besar. Jadi petuahnya: “Apa yang sudah kutulis sudah kutulis.”

Ini adalah buku pertama dari Penerbit Papyrus yang saya baca. Terjemahan bagus, jilid OK, sampul keren. Sayang sekali typo banyak saya temukan. Pengalaman memang penting sih, proof reader dan penyunting harus triple check untuk memastikan tak ada salah tulis kata. Dicetak bulan September dilahap Oktober, update! Memang, saat tahu buku ini naik cetak dalam Bahasa saya langsung berburu. Gajian ini wajib beli. Ini adalah buku incaran luuuamaaaa sekali. Terima kasih Papyrus Publishing, kamu mewujudkan harapan itu. Gaungnya sudah menggema jauh hari berkat adaptasi sukses Stanley Kubrick. Walau belum menontonnya, dari sinopsis singkat bahwa Alex terduduk di kursi roda menatap layar menonton film mengerikan dengan terikat dan mata terus dipaksa melek itu ikonik banget. Bagian ini sungguh pilu, begitu hidup dan sangat mengerikan. Sampai segitunyakah untuk mencetak manusia baik?

Lagi pula, keburukan ada pada semua orang, yang membuat dirimu menjadi dirimu.

A Clockwork Orange | by Anthony Burgess | copyright 1962 | diterjemahkan dari A Clockwork Orange | penerjemah Nur Hamidah Oktaviani | penyelaras akhir Nisa MS | perancang sampul dan lukisan Anzi Matta | penata letak Mawaidi D. Mas | Yogyakarta, 2017 | Penerbit Papyrus Publishing | vi+221 hlm.; 13×19 cm | ISBN 978-602-61330-5-2 | cetakan Pertama, September 2017 | Skor: 5/5

Ruang HRGA CIF – NICI. Karawang, 311017 – Sherina Munaf – Primadona

Thx to Ari di Taman Baca Rindang. Saya membuat catatan tambahan ini karena saya cinta buku ini, untuk membantu cetakan berikutnya saja, berikut typo yang saya temukan:

Halaman 43: Andi/Andy, 73 – hokum, 84 – melirik ku, 88 – memebual, 98 – The Doctor/The Doktor, 113 – dnegan, 115 – alu, 125 – orang-orag, 130 – kelelalahan, 146 – yg, 151 – sakitini, 155 – iu, 156 – Alu, 159 – Kristalografi/Kristalograi, 162 – memnendangiku, 163 – Tidak mungkin”, 174 – memngingat, 180 – berhat-hati, 186 – Billybooy, 192 – menungu, 200 – artikal, 201 – Namu, 216 – Toko utama, 219 – di london, 220 – amerika