Wuthering Heights – Emily Bronte
“Masuklah! Masuklah!” isaknya, “Cathy, kumohon datanglah. Oh Kumohon datanglah – satu kali lagi! Oh! Kekasih hatiku! Dengarlah aku kali ini, Catherine sekali ini saja!”
Novel yang kasar. Bahasanya meneror mental dan fisik, butuh keberanian untuk terus bertahan hingga akhir baca. Bagusnya, tak ada yang vulgar secara seksual. Kisah cinta sejati yang tragis, tak ada protagonis ataupun pihak lawan, nyaris abu-abu tiap karakter atau justru malah jadi karakter antogonis semua saking bobroknya. Ada rasa iba, ada kemarahan tapi keadaan memang memaksa. Kegarangan bertutur itu melibatkan dua keluarga yang penuh intrik.
Kisahnya utamanya adalah tentang Heathcliff, seorang anak angkat keluarga Earnshaw. Perhatian berlebih terhadap anak angkat membuat anak kandungnya, Hindley dan Catherine marah sampai membencinya. Keadaan memburuk saat Hindley melanjutkan pendidikan keluar kota sehingga Heathcliff dan Catherine malah menjadi dekat hingga timbul benih cinta. Tapi saat akhirnya memutuskan menikah, Catherine malah memilih menikahi Edgar Linton yang sederajat padahal hatinya untuk sang anak gipsy. Ada dendam, ada dengki dan janji untuk meruntuhkan dinasti.
Poin intinya adalah cinta tak kesampaian antara Heathcliff dengan Catherine, tapi itu otomatis menyeret keluarga dan seluruh orang sekitar. Dalam prosesnya kita dihadapkan dengan kekerasan verbal, penyampaian kisah yang blak-blakan sedikit basa basi. Dendam membabi buta, gelap mata turun temurun. Kutukan yang masih berlanjut dan penegasan penguasa Wuthering Heights – siapa yang berdiri dengan kepala tegak paling akhir? Uniknya kisah yang kita nikmati dituturkan oleh Mrs. Ellen Dean – pelayan keluarga – terhadap tamu yang berniat menginap di sana Mr. Lockwood.
Tahun 2006 saya menonton serial BBC Jane Eyre yang diadaptasi dari novel Charlotte Bronte. Langsung klik ketika memutuskan baca novelnya Emily Bronte, bahwa mereka Bronte bersaudara. Novel Jane sendiri pernah saya timang-timang di toko buku untuk kubawa pulang, namun urung karena terbentur budget. Keputusan yang buruk. Pertama terbit Wuthering Heights dipecah dalam tiga volume dengan menggunakan nama pena. Vol I & II memakai Emily Bell sedang vol III diberi judul Agnes Grey dengan nama pena Acton Bell. Barulah setelah mengalami masa termahsyur, Charlotte memutuskan menggunakan nama asli saudaranya.
Buku ini kubaca tahun 2015, saat membeli daring saya ditawari mau terbitan Gramedia atau Mizan? Keduanya OK. Tapi karena saya punya banyak kenangan manis dengan kualitas Penerbit nomor satu di Indonesia, maka ya saya pilih yang ini. Dan benar saja, alih bahasanya enak sekali. Kualitas cetak juga bagus, kuat dan erat. Pemilihan kover yang artistik dan dengan stempel klasik. Saya sukak, paket komplit untuk disebut buku keren.
Kutipan-Kutipan
Kabahagiaan jiwaku membunuh tubuhku, tetapi tidak memuaskan dirinya sendiri. – 480
Jam demi jam merayap dengan gelisah, satu sore lagi tiba. – 478
Wajah Hareton adalah hantu cinta abadiku, hantu dari perjuangan beratku untuk mempertahankan hakku, kemerosotanku, harga diriku, kebahagianku, dan kepedihanku… – 467
Aku mengernyit. Aku mengernyit kalau melihat ayah memukul anjing atau kuda, karena ia melakukannya dengan keras. – 405
“Papa ingin kita menikah. Dan dia tahu papamu tidak akan mengizinkan kita menikah sekarang. Dia takut aku akan mati duluan kalau kita menunggu.” – 392
Kau tadi bersemangat sekali untuk berangkat tapi kerinduanmu untuk bertemu Linton yang malang langsung menguap. – 378
Kesedihan dan kekecewaan akan mempercepat kematian. – 335
Dan tidakkah bodoh kalau kita mulai berkabung untuk bencana yang baru dua puluh tahun lagi akan terjadi? – 331
Surat yang ini lebih sederhana dan lebih fasih daripada sepupunya; amat Indah dan amat tolol. – 324
Dia tidak bisa baca. Kau percaya ada orang yang begini tolol hidup di dunia ini? – 316
Kenapa kau tak pernah berkunjung ke Grange dengan Linton? Masa kita hidup selama bertahun-tahun ini sebgai tetangga yang amat berdekatan, tapi tak pernah bertemu? Rasanya aneh sekali. Kenapa kau berbuat begitu? – 311
Kami tidak pernah merayakan ulang tahunnya, karena hari itu juga peringatan kematian almarhum Nyonya. – 305
Janji ini tidak terlalu bisa melegakannya, tetapi perjalanan waktu lebih ampuh. – 303
Kita harus cepat sedikit. Berkuda subuh-subuh pada pagi yang begini Indah jauh lebih menyenangkan daripada tidur sejam lagi. – 295
Kalaupun Linton mencintai dia dengan segenap kekuatan di dalam tubuhnya yang kerempeng itu, dalam delapan puluh tahun pun cintanya takkan bisa menandingi cintaku dalam sehari. – 216
Kau berjuang melawan setan itu selama kau bisa, bila tiba saatnya semua malaikat di surga pun tidak akan bisa menyelamatkannya. – 203
Musim semi tahun depan sekali lagi kau akan merindukan ada aku di bawah atap ini, dan kau akan terkenang dan berfikir betapa bahagianya kau hari ini. – 195
Pada suatu sore yang tenang di bulan September aku sedang kembali dari kebun membawa satu keranjang berat berisi buah apel yang baru dipetik. Senja mulai turun dan bulan bertengger di atas tembok pekarangan yang tinggi bayangan-bayangan tak berbentuk yang meringkuk di sudut-sudut berbagai bagian bangunan yang menjorok keluar. – 134
Jadi aku hanya punya satu pilihan: mematuhi perintah. – 130
“Ribut sekali kau urusan sepele begini, hal kecil begini saja membuatmu takut!” – 122
Tapi tak pernahkah terpikir olehmu bahwa seandainya Heathcliff dan aku menikah, kami akan jadi pengemis? – 119
Kalau segala hal lain musnah, dan dia tetap ada, aku akan tetap ada; dan kalau segala hal lain tetap ada, dan dia dibinasakan, semesta ini akan menjadi asing bagiku. – 119-120
“Andai aku ada di surga Nelly, aku pasti amat sengsara.” – 117
“Nelly, maukah kau menyimpan rahasia untukku?” | “Apakah rahasia itu layak disimpan?” | “Ya, dan rahasia itu membuatku cemas. Aku harus mencurahkannya.” – 112-113
Esok harinya menyadari bahwa gara-gara itu dia kehilangan lima pound, tak mungkin menunjukkan mimik lebih hampa. – 109
Dia dirundung kesengsaraan yang tak kan pernah reda. Dia tak pernah menangis maupun berdoa, dia memaki dan membangkang, menghujat Tuhan dan manusia dan membiarkan dirinya hancur perlahan-lahan dengan perilaku gegabah. – 96
Aku telah membaca lebih banyak daripada yang kau bayangkan Mr Lockwood – 92
“Kau tak semestinya tidur sampai pukul sepuluh. Puncak keindahan pagi sudah lama selesai sebelum itu.” – 90
Seandainya aku jadi kau, aku akan mengarang kisah-kisah hebat tentang kelahiranku, dan dengan memikirkan siapa diriku sebenarnya, mestinya aku jadi punya keberanian dan martabat untuk menanggung penindasan seorang petani sederhana. – 84-85
Orang-orang yang penuh gengsi menumbuhkan kesengsaraan yang sedih bagi diri mereka sendiri. – 83
Berpuasa dan berfikir tampaknya membuat suasana hatinya lebih gembira. – 82
Terbesit dalam benakku bahwa lebih masuk akal untuk mencoba memperbaiki beberapa kesalahan daripada menangisi kesalahan itu. – 81
“Aku akan sekotor yang aku mau. Aku suka kotor dan akan tetap kotor.” – 80
Meski hidup seribu kali, aku takkan pernah menukar hidupku di sini dengan hidup Edgar Lington di Thrushcross Grange. – 71-72
Aku tak kan memiliki rumah tangga yang nyaman, dan baru musim panas lalu aku membuktikan bahwa diriku memang tak layak memiliki rumah tangga seperti itu. – 9
Wuthering Heights | by Emily Bronte | diterjemahkan dari Wuthering Heights | alih bahasa Lulu Wijaya | GM 402 01 11 0041 | desain dan ilustrasi kover Martin Dima | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | cetakan kedua, Juli 2011 | 488 hlm; 20 cm | ISBN 978-979-22-6278-9 | Skor: 5/5
Ruang HRGA CIF, NICI – Karawang, 031017 – Sherina Munaf – Ada
Ping balik: Best 100 Novels | Lazione Budy
Ping balik: Best 100 Novels of All Time v.2 | Lazione Budy
Ping balik: Breakfast At Tiffany’s #19 | Lazione Budy
Ping balik: Kesendirian, Buku, dan Cuaca yang Menyenangkan | Lazione Budy
Ping balik: Lebaran, Pakai Baju Lama Beli Buku Baru | Lazione Budy