In Cold Blood – Truman Capote

Hati-hati dengan apa yang kamu harapakan. Delapan tahun lalu sesaat setelah menonton film Capote dengan bintang Phillip Seymour Hoffman, saya berharap bisa menikmati buku terbaik Truman Capote, In Cold Blood. Selang berapa lama, saya sms teman-teman memberitahu betapa film ini sangat inspiratif. Salah satu yang membalas sms itu adalah Opan, teman dari Bogor yang bilang film tentang Penulis yang rekomended yang kebetulan ia sedang proses menulis novel. Belakangan kita ketahui berjudul Dead Smokers Club (trilogi). Mungkin Opan sudah lupa dengan pesan yang dia kirim, tapi siapa sangka kini justru dia malah jadi salah satu Penyunting buku ini! Hati-hati dengan harapan Anda!

Saya berhasil menyelesaikan baca dalam sekali telan. Mulai baca di tanggal 2 September dini hari sesaat setelah Jerman menang dramatis Ceko dan selesai sore harinya saat akan berangkat menjemput May. Hebat, karena buku ini mengelem erat pembaca untuk tak beranjak. Terus ditahan dan dibuat penasaran, sebuah momen sukses bila kita dipaksa duduk terus, mengabai keadaan sekitar. Dalam lima bab yang sangat panjang, tulisan kecil-kecil yang menembus 500 halaman, bersyukurlah saya mewujud menikmatinya.

Kisahnya bukan teka-teki pembunuhan karena sedari awal sudah diberitahu bahwa ada satu keluarga di temukan tewas secara sadis di Holocomb, Kansas. Para pembunuh juga sudah dijelaskan beriringan, siapa pelakunya. Tragis motif utama kasus ini adalah uang yang tak lebih dari 50 Dollars. Di sampul belakang juga sudah diberitahu bahwa enam minggu kemudian dua residivis yang sedang menjalani bebas bersyarat, ditangkap. Kemudian plot bergerak maju hingga akhirnya penentuan nasib mereka untuk mempertanggungjawab. Semuanya gamplang, tak ada misteri tak ada tanya. Lantas apa yang membuat penasaran? Daya pikat utama buku ini adalah cara bercerita yang unik, khas kisah fiksi yang mendayu, padahal ini bukan buku maya.

Keluarga Herbert Clutter digambar sebagai keluarga yang ideal. Memiliki kekayaan melimpah, dua anaknya merantau yang satu sudah menikah yang satu lagi dalam proses. Dua lagi masih tinggal bersama tapi punya masa depan cerah dengan kecerdasan dan kemampuan istimewa. Sayang semua kebaikan itu lenyap hanya dalam semalam. Herbert, Bonnie istrinya, putranya Kenyon dan putrinya Nancy ditemukan meninggal di Minggu pagi yang cerah tanggal 16 November 1959 di rumahnya di River Valley Farmasi, Holcomb.

Pembunuhnya adalah Richard ‘Dick’ Hickock dan Perry Smith. Mereka mengincar brangkas yang ternyata zonk. Kabur ke Meksiko hura-hura melakukan kejahatan-kejahatan, pesta hampa, lontang-lantung sampai kehabisan uang hingga memaksa kembali ke Amerika dan tertangkap. Penangkapan dipimpin oleh detektif Dewey. Setelah mengalami hari-hari yang menghantui untuk menuntaskan kasus ini akhirnya bisa teratasi. Uniknya pemicu tahu siapa tersangkanya bermula dari ocehan narapidana Flyod Wells, teman satu sel Dick. Akhirnya tuntas di tanggal 14 April 1965 di Lansing, Kansas. Hufh…, roller coaster terhenti.

Buku terbagi dalam empat bagian yang sangat panjang. Saat Terakhir Kehidupan Mereka. Orang-Orang Tak Dikenal. Jawaban. The Corner. Kisah menanjak terus sedari awal, sempat akan drop ketika sampai di penjara. Kekhawatiran buku 24 Wajah Billy yang seakan membaca jurnal perkara kejahatan menghantui, namun tidak. Was-was itu lenyap saat Capote menawarkan kesegaran kisah dengan mencerita rekan penjara dengan lebih intens. Sehingga turunan itu hanya sebentar, lalu tanjakan lagi hingga akhir yang sangat manis. Sebuah bayang masa depan sang Gadis yang ditulis dengan senyum. ‘seorang gadis cantik yang terbirit-birit, rambut lembutnya berayun-ayun, bersinar-sinar – persis seperti perempuan muda itulah kemungkinan Nancy akan tumbuh.’

Berikut Kutipan-Kutipan

Tetapi siapa yang menginginkan New York? Tetangga yang baik, orang yang saling mengenal dan peduli satu sama lain, itulah yang penting. – halaman 50

“Selesaikan pekerjaanmu, saksikanlah dan berdoalah: karena kamu tak tahu kapan akhirnya tiba.” – 45

“Hanya untuk membuktikan bahwa aku pernah berhasil dalam sesuatu.” – 394

H: Head, Heart, Hands, Health – halaman 52

Nancy Clutter selalu tergesa-gesa, tapi ia selalu punya waktu. Dan itulah definisi seorang lady – 36

“Aku tidak semiskin penampilanku, ambillah apa pun yang bisa kalian dapatkan.” – 18

“Mungkin lebih baik begitu. Para biarawati adalah sekumpulan pertanda buruk.” – 71

Mr. Clutter mungkin lebih ketat dalam beberapa hal – agama dan sebagainya – tetapi ia tidak pernah mencoba membuatmu merasa bahwa ia benar dan engkau salah. – 78

Hanya kini setelah kutimbang-timbang lagi, kupikir mestinya seseorang bersembunyi di sana. Mungkin di antara pepohonan. Seseorang menantikan aku pergi. – 81

Kita sudah menjalani seumur hidup kita di neraka, sekarang kita akan mati di surga. – 105

Kematian, brutal, dan tanpa motif yang jelas. Terpicu reaksi Mother Truit: takjub, larut dalam kedukaan. Suatu sensasi horor yang dangkal, yang diperdalam oleh ketakutan pribadi.- 108

“Namun kehidupan tersebut dan apa yang telah dicetaknya – bagaimana hal itu terjadi, Erhart menerung saat disaksikannya api membesar. Bagaimana mungkin upaya semacam itu, suatu kemuliaan yang nyata, dalam semalam saja direduksi hanya menjadi – asap, menebal membumbung hingga ke angkasa, disambut oleh langit luas dan menghilang. – 121

Kelurga ini mempresentasikan segala sesuatu yang benar-benar dihargai oleh orang-orang sekitarnya, maka hal semacam ini bisa saja terjadi pada mereka – well, ini seperti diberitahu bahwa Tuhan itu tidak ada. Akibatnya hidup ini tampak tak berarti. – 135

Saling mengabarkan hari kami, dan pada saat makam malam siapa, aku tahu kami punya alasan yang bagus untuk berbahagia dan bersyukur. Karena itu kuucapkan, Terima Kasih Tuhan. Bukan karena kewajiban melainkan karena aku menginginkannya. – 163

Ia tahu bahwa ia mengawali sebuah percakapan yang menjengkelkan Dick – 169

Yang dibacanya cuma sampah – buku-buku komik dan sampah koboi. Ia oke. – 172

“Tampaknya kita kehilangan setiap orang, dengan satu dan cara lain.” – 180

Berbaring kecanduan matahari dan lesu tanpa gairah, persis seperti seekor kadal yang tidur siang. – 182

“Kuharap akan ada selalu seorang Clutter di sini, dan seorang Herm juga…” – 186

Seseorang bertanya apakah ia seorang pejalan kaki yang meminta tumpangan – hitchhiker? Mencari tumpangan ke New Meksiko? – 190

Dua dollar sehari. Meksiko! Honey keterlaluan buatku. Kita harus berusaha keluar dari sini. Kembali ke Amerika. – 191

Aku selalu memberi tahu mereka jangan memulai sebuah perkelahian, jika kamu lakukan itu aku akan memukulmu kalau sampai ketahuan. – 197

Ia harus membayar mahal ketika melakukan kesalahan, hukum adalah pemimpin yang dikenalnya sejak saat ini. – 198

Ia seperti diriku, suka bersama dirinya sendiri, juga paling suka bekerja bagi dirinya sendiri. Seperti diriku juga. Aku ini serbabisa. – 199

Untuk menjalani hukuman di balik terali besi dengan sebuah senyuman yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri. Kamu tahu lebih baik. – 201

Ia tahu hidup ini terlalu singkat dan terlalu manis untuk dihabiskan di belakang terali besi. – 202

Dan sebagian besar kenangan yang dilepaskannya justru yang tidak dikehendaki, biarpun tak semuanya. – 203

Kenapa aku tidak suka pada biarawati. Dan, Tuhan. Dan, agama. – 206

Sebagian karena mencoba mengontrol kandung kemih dan sebagian lagi karena kau tak kunjung bisa berhenti berfikir. – 208

Ayah seperti seorang maniak. Tak peduli apa yang terjadi – badai salju, hujan badai, angin kencang yang dapat membelah pohon – kami terus bekerja. – 211

Dengan jalanan naik turun yang bahkan dalam cuaca cerah terbaik tampak tak ceria dan suram. – 215

Kalau engkau merasa kemarahanmu meluap-luap lebih baik redakan karena aku menyadari tak seorang pun diantara kita menyambut kritik dengan gembira. – 219

Tak satu pun hal baik datang dengan mudah dan aku yakin kamu telah mendengar ini beberapa kali, tapi mendengarnya sekali lagi tak membikin cedera. – 221

Seorang ibu tetaplah satu-satunya yang bisa mencium luka di tubuh dan menyembuhkannya. – jelaskan itu secara ilmiah. – 222

Kamu adalah manusia dengan suatu kehendak bebas. Yang menempatkanmu satu tingkat di atas derajat binatang. – 224

Mudah sekali mengabaikan hujan kalau kamu punya jas hujan – 226

Orang-orang yang berhubungan denganku banyak, temanku sedikit. – 230

Manusia itu bukan apa-apa tapi selapis kabut, sebuah bayang-bayang yang diserap oleh bayang-bayang lain. – 231

Dick berbicara tentang membunuh Mr. Clutter. Katanya, ia dan Perry akan pergi ke sana dan merampok tempat itu, lalu mereka akan membunuh semua saksi mata – keluarga Clutter dan siapa saja yang kebetulan berada di tempat itu. – 249

Kondisi pikirannya buruk, ia kurus dan merokok enam puluh batang sehari. – 254

“Ayah, engkau adalah seorang ayah yang baik untukku. Aku tak akan pernah melakukan apapun untuk menyakitimu…” – 257

Nye, yang suara normalnya cenderung pendek-sengau dan secara alamiah mengintimidasi, warna nada yang lunak, gaya yang seolah menenangkan, tak berarti. – 262

Ia dipermalukan oleh pikiran-pikiran tentang laki-laki yang pernah meniduri istrinya sebelum pernikahan mereka. – 288

Kapten Manson, dengan jabat tangan terentang, memandang Prajurit Smith, tetapi prajurit Smith malah memandang kamera. – 289

Well, kami tak ingin mereka mengetahui sebaliknya. Semakin mereka merasa aman, semakin cepat kami mencocok mereka. – 294

Musuhnya adalah siapapun yang menyerupai sosok yang diinginkannya atau memiliki sesuatu yang diinginkannya. – 310

Pernah melihat kuda yang terbaring begitu saja dan tak pernah bangun lagi? Aku pernah. Dan seperti itulah yang terjadi pada Bibi. – 323

“Aku percaya pada hukuman mati. Seperti dikatakan Alkitab – mata untuk mata. Dan, bahkan kalau begitu kita masih kekurangan dua pasang mata.” – 385

“Aku hanya ingin melihat mereka baik-baik. Aku hanya ingin melihat binatang jenis apakah mereka berdua…” – 433

Why, orang itu adalah pengurung jenazah di pemakaman. – 435

“Karena hal itu persis seperti dilakukan seperti yang pernah dikatakan.” – 439

Temanku Willie-Jay biasa membicarakan ini. Ia biasa bilang bahwa se;uruh kejahatan sesungguhnya hanyalah ‘variasi-variasi pencurian’, termasuk pembunuhan. – 449

Ia adalah seorang yang impulsif dalam tindakannya, cenderung melakukan berbagai hal tanpa memikirkan konsekuensi-konsekuensi atau ketidaknyamanan bagi dirinya sendiri, atau bagi orang lain pada masa depan. – 457

Potensi membunuh dapat teraktivasi, terutama jika muncul beberapa ketidakseimbangan, yaitu ketika calon korban secara tidak sadar dipersepdi sebagai sosok kunci dalam sejumlah pengalaman traumatis masa lau. – 467

‘Siapa yang menumpahkan darah manusia, maka darahnya akan ditumpahkan lagi oleh manusia’. – 473

Aku sendiri tidak peduli apakah aku harus berjalan atau dibawa dalam peti mati. Pada akhirnya semua sama saja. – 496

“Aku akan mengkhawatirkan leherku sendiri. Urusi saja lehermu sendiri.” – 501

Sekali ia membaca, maka bacaan itu akan terus menempel. Tetapi tentu saja ia tak tahu seluk-beluk kehidupan. – 519

“Senang bertemu dengan Anda.” – 528

“Akan tak berarti apa-apa untuk meminta maaf atas apa yang telah kulakukan. Bahkan tidak pantas. Tetapi, aku ingin melakukannya. Aku minta maaf.” – 530

Sebelumnya saya sudah baca buku Capote yang lebih ringan, Breakfast At Tifanny’s, bukunya tipis dan sudah diadaptasi film. Baca pinjam punya Dien Novita, sekitar tujuh tahun lalu. In Cold Blood jelas jauh lebih komplek dan berbobot. Lawrence Journal World menyebutnya sebagai novel yang menorehkan sejarah dalam dunia jurnalistik. Dan setelah melahapnya, memang gaya berceritanya unik, ga lazim. Di mana kasus dan pencarian dan cara bertahan hidup para pembunuh berjalan beriringan, ada detektif di dalamnya namun kita tak ditantang berfikir menebak laiknya Agatha Christie – karena semua sudah dengan sangat jelas. Nikmat sekali mendalami pikiran orang-orang abnormal itu. “Mudah sekali membunuh – jauh lebih mudah daripada meloloskan cek palsu.”

Sayangnya untuk sebuah buku terbitan Bentang, kutemukan beberapa typo. Tahun lalu saya baca ‘What I Talk About When I Talk About Running’ –nya Haruki Murakami yang bagus banget secara kualitas terjemahan dan anti  typo, gambaran sempurna sebuah buku. Untuk yang satu ini yang sama-sama terbitan Bentang dan sama-sama buku istimewa sayang aja basic cek aksara sedikit ternoda. Contoh-contoh, yang siapa tahu bisa buat perbaikan untuk cetakan berikutnya.

Sang nyoya – halaman 44. Lorongl-orong – 49. Mengenduse-ndus – 72. Pulangp-ergi – 78. Dijelaskannya kpada – 187. Sebuah etsa – 263. Harus diangap – 271. Prangko – 295.  Lalu di daftar isi Tentang Penulis – 536. Terima kasih – 538. Padahal aktual di halaman akhir itu terbalik, ucapan terima kasih dulu baru bio yang menjelaskan bahwa Penulis kelahiran 30 September 1942 ini menerbitkan buku pertama berjudul Other Voices, Other Rooms dan In Cold Blood adalah buku kesembilan.

Untuk urusan kover, jelas saya sangat suka yang minimalis ini. Hitam yang dominan, nama kontras sang Penulis lalu lalu ditebar merah dalam keker kaca pecah. Jauh lebih berkualitas laiknya buku sastra ketimbang terbitan lama yang menampilkan close up wajah. Jilidnya Oke, kualitas cetak bagus, pemilihan front kata pas. Hebatlah. Salut Bantang, semakin hari semakin berbobot.

Well, In Cold Blood done. Tahun ini saya dapat tiga kado istimewa karena selain karya Capote buku legendaris terjemahan On The Road juga sudah beredar. Satu lagi Don Quixote-nya Miguel De Cervantes saat ini sedang dalam proses alih bahasa. Wwwoooagh… Indonesia sedang berlomba, berpacu menebarkan buku-buku berkualitas. Tak ada yang mustahil karena, siapa sangka dua tahun lalu Game Of Throne yang super duper tebal saja bisa terwujud serta buku kontroversial Ayat-ayat Setan pun ada!

Seperti nasehat ayah Perry Smith: “Aku mengajari anak-anakku aturan emas. Hiduplah dan jalani hidup…”

In Cold Blood | by Truman Capote | diterjemahkan dari In Cold Blood: A True Account of a Multiple Murder and Its Consequences | terbitan Random House, New York 2002 | penerjemah Santi Indra Astuti | penyunting Wendratama & Adham T. Fusama | perancang sampul Fahmi Ilmansyah | pemeriksa aksara Achmad Muchtar | penata aksara Martin Buczer | Penerbit Bentang | cetakan Pertama, Juli 2017 | pernah diterbitkan dengan judul yang sama atahun 2007 | vi + 538 hlm; 20,5 cm | ISBN 978-602-291-393-1 | Skor: 5/5

Karawang, 090917 – Richard Marx – Angels Lulaby

4 komentar di “In Cold Blood – Truman Capote

  1. Ping balik: Best 100 Novels | Lazione Budy

  2. Ping balik: Best 100 Novels of All Time v.2 | Lazione Budy

  3. Ping balik: Breakfast At Tiffany’s #19 | Lazione Budy

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s