Drop lagi. ‘Supernova: Akar’ saya kurang suka. ‘Filosofi Kopi’ saya kurang suka. ‘Rectoverso’ bisa jadi lebih baik, namun kini saat kesempatan datang untuk baca buku debut Dee, ‘Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh’ ekspektasi rendah-pun tak bisa diselamatkan. Lagi, saya kurang suka. Kisah yang sangat sederhana ini malah dibuat rumit dengan bahasa-bahasa yang sok intelek. Sok Enggris. Sok filsuf. Padahal intinya hanya ini: Pasangan homo lulusan luar negeri yang keminter menulis cerita. Cerita tentang pelacur tarif Dollar yang pintar namun tak cerdas, tentang lajang stress nan kaya raya yang selingkuh dengan reporter berpenyakit jantung. Sang reporter sudah menikah, bergelimang harta namun tak bahagia. Alurnya simple dan sangat ketebak. Nama-nama besar disebut dan dinukil dari filsuf, penulis terkenal, para penemu, sampai pemikir hebat. Sayangnya semua itu dibuat dengan sangat menjemukan.
Dari buku pinjaman sang Guru, saya selesaikan baca buku ini dalam dua hari. Buku yang sudah diadaptasi film ini sedari pembuka sudah (dibuat) sangat rumit bagi pembaca awam. Setelah tiga lembar cuap-cuap penerbit dan penulis kita diajak berjalan mengarungi makna hidup. Makna hidup? Yup, terasa berat sekali ya? Tenang, cerita buku ini sederhana kok. Kalimat pembuka setelah “selamat datang” sudah terkesan sombong dengan bilang, “Apa yang hendak disampaikan di Supernova buka sesuatu yang mudah dipahami.” See, apa masudnya coba? Pembaca sudah diperingatkan ini buku berat?
Keping pertama tentang Dhimas dan Ruben. Mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di George Washington University dan John Hopkins Medical School. Setelah perkenalan yang njelimet kita dihantar 10 tahun kemudian mereka berdua memutuskan tinggal seatap jadi pasangan homo. Mereka sedang menyusun cerita ‘masterpiece’. Haha.. Errgghh… maafkan daku Noam Chomsky. Padahal buku yang mereka buat tadi ya pasangan selingkuh tadi. Pasangan sombong ini begitu benci terjemahan, sehingga lebih banyak ngomongin Enggris.
Keping kedua tentang Ferre, lajang kelas kakap yang kaya. Uang bukan masalah. Seorang direktur muda penuh masa depan cerah. Sayangnya otaknya ga normal. Seabreg cewek di luar sana tak ada yang menarik minatnya. Menolak berbagai wawancara media, namun pada suatu hari tita-tiba kepalanya kena angin sepoi kupu-kupu yang membuatnya berubah pikiran mau diwawancarai oleh sebuah majalah wanita terkemuka. Reporternya Rana seorang istri dari Arwin yang punya karier bagus. Nah ini buruknya. Seorang istri kepincut lelaki lajang, buruk! Lelaki lajang yang katanya menolak banyak cewek itu kok tetiba tertarik ke istri orang, buruk! Alasan kenapa bisa begitu dituturkan dengan klise, tentang ksatria yang ketipu puteri yang menjadi bintang jatuh.
Kisah hidup Rana di masa lalu dinukil, betapa kehidupannya dikelilingi orang-orang tercinta yang dasarnya materi berlimpah. Namun ‘aneh’ di keping kelima Ruben bilang, “Manusia-Manusia Malang.” Ini adalah sebuah judul buku terkenal asal Rusia, kalian tahulah. Harusnya Ruben ke Eithopia sana, ke Zimbabwe, ke pelosok negeri terpencil yang untuk cari makan saja susah. Orang hidup dengan mareti berlimpah kok malang.
Barulah keping ketujuh, kita diperkenalkan karakter baru seorang puteri. Seorang pelacur yang berprofesi model bernama Diva. Yah, di sini kalian harus tahu dia bukan sembarangan pelacur. Pengetahuannya luas, seperti pemaparan data berikut, “Coba bayangakn, pak. Pendapatan satu bulan pekerja pabrik otomotif di Malaysia sama besarnya dengan pekerja di Illinois satu hari. Satu pekerja Prancis sama dengan 47 pekerja Vietnam. Satu montir Amerika seharga 60 montir Cina…” – halaman 51. Dia juga tahu Adam Smith lho, bapak Ekonomi Dunia asal Skotlandia. Extraordinary lady!
Selanjutnya buku ini mengkisahkan perjalanan Ruben dan Dhimas yang suka kopi dalam menyelesaikan draft cerita. Cerita tentang tiga karakter utama: Rana, Ferre, dan Diva ini diselubungi sebuah dunia maya bernama supernova. Sebuah ‘sosok’ virtual yang menjadi tumpuan tanya mereka. Seolah segala tanya bisa dipecahkan olehnya. Bagaimana akhir kisah ini? Kalian pasti bisa menebaknya saat saya bilang, Diva bertetangga dengan Ferre. That’s it! Jadi jelas sekarang kan siapa ksatria, siapa puteri dan bintang jatuhnya. Haha.
Sengaja untuk review kali ini saya tak mengutip kalimat-kalimat yang ada karena yah, memang pemikiran para karakter itu sebenarnya bukan barang baru karena banyak mengutip pemikiran orang-orang besar terdahulu. “Saya berfikir maka saya ada.” “Same work, same pay.” “Un Sol Em Noite. Konsep juru selamat Hindu. Opto, erge sum. Faraday’s cage. Dan seterusnya, dan seterusnya. Kalian bisa cari di Google yang sudah mencantumkan itu semua.
Supernova: Ksatria, Puteri, Dan Bintang Jatuh | oleh Dee | copyright 2000 | Design sampul Teple (teple@imatrekkie.com | Penerbit Truedee Books | Pre-Press, Polar Repro – Bandung | Cetakan IV: Juni 2001 | 220 + xii hlm.; 21 cm | ISBN 979-96257-0-X | Skor: 1.5/5
Karawang, 020516 – #Sherina Munaf – Battle Dance