Jeanine: Dark times call for extreme measures. You may find it hard to believe, but I am serving the greater good.
Kebetulan sebelum menontonnya saya sudah baca bukunya dan ternyata sangat bagus. Seperti novelnya, film langsung disambung dari akhir Divergent. Beatrice Prior atau lebih sering dipanggil Tris (Shailene Woodley), Four (James), Caleb (Elgort) dkk dalam pelarian setelah lolos dari kejaran Erudite. Mencari perlindungan di klan Amity yang cinta damai. Tris dengan ektrem memotong rambutnya sampai benar-benar pendek. Di novel memang rambut Tris dipotong, namun tak sependek itu. Perlu diapresiasi Woodley benar-benar memotong tanpa wig sama sekali. Sementara Jeanine (Kate Winslet) dan kroninya menemukan sebuah kotak misterius di bekas rumah orang tua Tris yang runtuh. Kotak tersebut berisi pesan dari para pendiri. Untuk membukanya hanya seorang divergent sejati yang bisa setelah melalui simulasi panjang. Maka dibuatlah misi penangkapan divergent. Pencarian yang dipimpin oleh dautless pembelot Eric (dimainkan dengan hebat oleh Jai Courtney) itu membuat Tris harus keluar dari Amity. Adegannya dibuat dengan sangat seru. Kejar-kejaran, adu cerdik, saling tembak sampai akhirnya Tris berhasil kabur dengan menumpang kereta. Tak disangka, dalam kereta itu mereka bertemu para factionless. Dari factionless itulah kita dibawa kepada sang penguasa Evelyn (kejutan! Karakter ini diperankan oleh Naomi Watts), yang ternyata ibu Four.
Evelyn berencana menggulingkan para Erudite. Di masa silam Evelyn pernah bersitegang dengan Jeanine sehingga mengajak dautless bergabung. Tentu saja Four menolak. Mengetahui tabiat buruk sang ibu maka Four dan Tris memutuskan melanjutkan perjalanan. Caleb undur diri karena merasa dirinya adalah Erudite. Caleb ditampilkan sebagai sosok yang sangat bertolak belakang dengan kakaknya. Anti kekerasan, mengedepankan intelegensi dan terlihat cool. Kini hanya berdua menuju markas Candor yang dipimpin. Candor yang berasas kejujuran mencoba mengetes mereka dengan serum kejujuran. Four berhasil melewati truth serum tanpa kendala berarti. Sementara Tris keberatan dan terungkaplah fakta menyakitkan tentang kekasih Christina (Zoe Kravitz). Patah hati, persahabatn mereka renggang.
Suatu malam yang tenang, markas Candor diserbu oleh pasukan dautless pembelot dari Erudite. Eric beserta pasukan menembakkan sebuah chip kepada para penghuni Candor lalu mendeteksi seberapa divergent-kah mereka. Yang tak sesuai langsung dibunuh. Jai benar-benar tampil sadis dan dialah sebenarnya daya tarik utama film ini. Gas beracun dilepas, gas yang membaut non-difergent pingsan. Dalam misinya (sayang sekali) Eric berhasil dilumpuhkan dan dengan jantan Four dan Tris melakukan keputusan berani. Ternyata kegagalan serangan Erudite berujung pada simulasi lain. Dengan fakta bahwa Tris adalah difergent murni, maka Erudite mengirim pesan untuknya agar segera menyerahkan diri atau setiap waktunya berjatuhan korban simulasi melompat dari gedung. Adegan ini-pun kukira dibuat dengan dramatis, lebih tegang ketimbang apa yang ditulis di buku. Malam itu setelah mendekam bersama Four dan memperlihatkan tato di bahunya Tris dengan berani mengesampingkan ego dan menyelinap keluar berserah diri ke markas Erudite. Sebuah tindakan berani sebagai seorang Dautless. Berhasilkan Tris melewati simulasi untuk membuka kotak misterius itu? Apa yang ada di balik dinding kota? Bagaimana nasib penduduk faksi?
Well, kurasa secara keseluruhan Insurgent memuaskan. Memenuhi ekspekasi. Filmnya memang terlalu banyak perbedaan dengan bukunya. Yang belum baca bukunya mungkin bingung apa arti Insurgent karena sepanjang gambar bergerak tak ada satu katapun disebut apa itu Insurgent. Di bukunya-pun baru terbaca menjelang akhir ketika misi penyerbuan yang mengerikan itu disebut oleh seorang bocah jenius, sepintas. Insurgent means to activiely revolt, implying some distinctiveness that sets its participants apart from the norm. Perbedaan mencolok lainnya adalah Tris yang dengan pede memegang senjata, padahal di buku Tris trauma dan ketakutan menembak. Sayang sekali kesuksesan Difergent yang dinahkodai Neil Burger berganti sutradara. Insurgent dapat rating dewasa walaupun tak banyak adegan dewasanya. Tak ada adegan menye-menye remaja yang menyebalkan. Mungkin dibanding film berat pemberontakan lainnya film ini terkesan cheesy tapi tetap sarat makna.
Pace-nya memang melambat dibanding seri perdana. Beberapa dibuat dengan berlebihan seperti bagian simulasi yang memperlihatkan rumah terbang dan aksi-aksi palsu yang terlihat sekali menggunakan CGI. Bagian pengungkapan yang dengan tatapan tangis Christina juga terlalu hambar. Kurang sentuhan. Endingnya dengan berani dan mengejutkan. Walau sedikit berbeda dengan buku namun itu adalah bagian yang pas sebagai tabokan para hatter. Secara keseluruhan Insurgent sukses sebagai jembatan menuju seri pamungkas Allegaint yang dipecah dua. Saat ini saya sedang membacanya. Saat ini Allegaint bagian satu sedang tayang di bioskop. Di berbagai kota bahkan tak lebih dari seminggu sudah turun layar kalah pamor dengan BvS. Sayangnya Blitz Karawang masih cooming soon. Saya jelas akan menontonnya. Mudah-mudahan tak terlewatkan.
Insurgent | Year 2015 | Directed by Robert Schwentke| Screenplay Brian Duffield | Cast Shailene Wooddley, Jai Courtney, Mekhi Phifer, Kate Winslet, Naomi Watt, Ansel Elgort, Maggie Q, Miles Teller| Skor: 4/5
Karawang, 040416 | Peterpan – Kukatakan dengan indah
Arsip Harian: 4 April 2016
Harapan Itu Bernama Simone
Pecah juga akhirnya. Setelah berbulan-bulan gencar menyebar virus hastag #PioliOut akhirnya semalam setelah (kembali) tampil mengecewakan, manajemen SS Lazio resmi memecat Stefano Pioli. Datang dengan nada pesimis setelah “sukses” mengantar Bologna degradasi tahun 2014, Lazio secara mengejutkan menunjuknya sebagai pelatih kepala. Padahal sebelum dia ditunjuk, banyak nama beken jadi kandidat. Tak ayal dari Marcelo Lippi, Roberto Di Matteo, Cesare Prandelli sampai Sinisa Mihajlovic. Pemilihan Pioli tentu saja banyak kita cibir. Tak ada darah biru di tubuhnya, mantan pemain Juventus ini bergeming. Skuat kokoh peninggalan Edy Reja diramunya. Ditambah pemain-pemain bagus seperti Filip Djorjevic yang mentas dari Liga Perancis dengan label bomber subur dan lulusan primavera macam Perea, Pranjo Prce, Guido Guerrieri akhirnya perahu Lazio mengarungi musim 2014/2015.
Diawali dengan hasil kurang memuaskan sampai bulan November 2014, Pioli lalu melakukan perubahan drastis dengan memposisikan Felipe Anderson sebagai playmaker dan mendorong Djorje sebagai target man. Hasilnya, perlahan Lazio bangkit. Saat pergantian tahun 2015 naas, world class striker Filip Djorjevic cidera parah. Saying sekali terjatuh saat dalam op performa. Tumbangnya Djorje sayangnya tak secepatnya diantisipasi, padahal tutup jendela transfer masih sangat lama. Memang penyakit lama Lotito terlalu menggenggam erat dompetnya. Melalui rekor 8 kemenangan beruntun dengan menantang Roma dan Juve dalam paju scudetto, sayangnya Pioli tak melakukan variasi strategi. Hasilnya pasca rekor dihentikan Juve, Lazio kembali limbung. Walau hasil akhir musim itu tak menghasilkan gelar, namun memang patut diapresiasi. Menempati posisi 3 sebagai batas zona Champion, sampai ke final Coppa Italia dan hanya kalah gap sebiji gol dari Juve. Bahkan di final itu kita nyaris menang karena tendangan Djorje nerpa mistar di extra time, sebelum gawang Machetti dijebol Matri. Sebuah hasil yang impressive.
Sayangnya ketika musim berganti dan skuat mengalami pasang-bongkar. The Great seakan kehilangan jati dirinya. Musim 2015/2016 benar-benar kacau, bahkan sedari awal mulai. Detail review akhir musim akan saya bahas nanti di pengujung Liga. Intinya musim ini hancur lebur. Saya sudah pasang #PioliOut sedari kalah dari awal tahun dan menginginkan Simone Inzaghi naik kelas. Hastag itu kembali saya dengungkan saat kita tersingkir dari EL setelah kalah memalukan di Olimpico dari Sparta. Dan akhirnya terealiasi malam tadi. Walau terlambat, setidaknya hal ini terpenuhi.
Berbekal hasil menyeramkan semalam, dikutip dari La Gazetto Dello Sport 400 Laziale turun ke jalan melakukan protes di Formello. Mereka dihadang polisi setempat. Terjadi baku lempar dan akhirnya masa dibubarkan dengan gas air mata. Beberapa saat setelah kekalahan itu, presiden Lotito membatalkan makan malamnya ketika di restoran bertemu seorang Laziale yang menghadang dan mencacimakinya. Bahkan dirinya diamcam dibunuh kalau tak melakukan perubahan. Setelah didesak berbagai pihak akhirnya keputusan itu diambil. Kursi pelatih diserahkan kepada kepala tim Primvera Simone Inzaghi. Sang mantan striker Biancoceleste ini mempunyai tugas berat dalam 7 partai sisa ini. Inzaghi termasuk sukses dengan mengantar juara primavera. Tentu saja yang utama adalah mengembalikan mental pemain. Bawa lulusan Primavera-mu dan buktikan kamu layak.
Yang pertama dalam pemilihan skuat, seandainya saya Simone adalah mendepak pemain tak berguna. Machetti ada diurutan pertama. Kiper petakilan ini sudah tak sat visi dengan target juara kita. Bisevac gagal memenuhi kelas tinggi kita. Lalu pemain yang hatinya sudah tak di sini silakan hengkang. Selama harga Ok, sebaiknya dievaluasi untuk dilepas. Candreva yang main buruk semalam. Biglia yang sudah mulai mendua. Keita yang bercita-cita di Barcelona, namun Keita ternyata punya banyak andil sebaiknya jangan dilepas. Klose bias jadi keluar, namun karir panjang nan menawannya saying sekali kalau ditutup dengan musim yang buruk, sebaiknya tambah semusim. Djorjevic suruh lebih banyak belajar kesabaran di bangku cadangan. Silakan segalanya dirombak, asal satu aja JANGAN JUAL FELIPE bale ANDERSON.
Pertama, kiper orbitan Guido pasang sebagai nomor satu. Keberhasilan Milan melambungkan kipper tak ber KTP Dona-who harus diapresiasi dan ditiru. Guido mempunyai reflek bagus, tinggi dan untuk kipper semuda itu sangat tenang. Wajib dicoba dalam partai sisa Serie A. Bagian bek yang paling mengerikan. Setalh lima bek absen, semalam Hoedt menambah daftar itu. Patric saya yakini bias cepat menyesuaikan. Tengah, nah ini Cataldi sangat rupawan dalam menyerang dan bertahan. Godok terus sebagai starter. Depan Keita ada di top list untuk terus diberi menit bermain. Lihat semalam, setelah Keita dan Klose masuk permainan langsung hidup. Gol Parolo, belasan peluang dan dua kali nerpa mistar adalah bukti. Biarkan Keita Balde meluapkan emosi mudanya di atas lapangan. Satu lagi, panggil Chris Oiko dari Salerno. Tempat terbaik belajar adalah di kerasnya Serie A. Saya percaya dia adalah the next best thing.
Simone Inzaghi adalah eks penyerang Lazio. Karir prosesionalnya dimulai dari tim yang SELALU mengandalkan pemain asli Italia. Di akhir musim 1999, saat Lazio sedang dalam top permainan ia berlabuh ke Olimpico. Di musim pertamanya langsung scudetto. Setelahnya adalah histori menakjubkan. Sempat setengah musim mampir ke Il Samp, Simone memutuskan mengakhiri karir di sini. Sesuatu yang harus kita apresisi ketika dunia bola banyak menawarkan gemerlap Lira di luar. Setelah tiga musim menjajal manajerial junior, Simone diangkat pelatih primavera Lazio. Dan kesempatan di tim besar hadir hari ini menggantikan Stefano Pioli. Harapan itu bernama Simone Inzaghi. Kepadamu kita percayakan kursi panas itu. Jadikan sisa musim ini sebagai pemanasan untuk mengaruhi lautan Serie A berikutnya. Mari Laziale kita eratkan pegangan, Curva Nord ayo kita kembali dukung Elang Biru. Kalau bukan kita siapa lagi? Happy Birthday Simone, kado dari kami adalah tim dengan skuta bintang yang butuh Anda poles.Good Luck Mister Simone!
Karawang, 040416