Bones Yang Malang #8

Featured image

Tes, anjing border collie saya yang berusian 8 tahun, terluka akibat tertabrak mobil yang ngebut. Saya bergegas membawanya ke dokter hewan. Pintu-pintu ruang bedah berayun terbuka, lampu-lampu menyala terang dan alat-alat bedah mengkilap. Jangan khawatir, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuknya,” seorang perawat yang baik berjanji, seraya menuntunku menjauh…

Sebuah paragraf pembuka yang sudah cukup menjelaskan apa isi buku ini. Ditulis oleh Jenny Oldfield dengan judul asli ‘Skin and Bone’ di tahun 1998. Bones Yang Malang bercerita tentang kumpulan manusia pecinta binatang di sebuah city farm Sedgewood. Carly Grey membawa George – seekor kuda jenis shire—ke dokter hewan. Dokter Liz Hutchins sepertinya sudah akrab dengan Carly, dan George bukanlah hewan milik Carly, dan sepertinya sering kali dia membawa hewan-hewan asing ke sana. Carly jelas seorang pecinta binatang.

Suatu hari ayah Carly, Paul Grey membawa pulang burung nuri yang berantakan bernama Mac. Burung langka yang kemungkinan hewan selundupan itu terlihat memprihatinkan, bulu-bulunya rontok. Steve yang membawa burung itu juga ga tahu asal-muasalnya karena baru memilki seminggu, beli dari teman. Burung tersebut lalu dirawat.

George dan Mac hanyalah hewan pengantar menuju sang hewan utama yang dijadikan cover. Seekor keledai tampak kurus dan tak terawat, kurus kering hingga terlihat tonjolan-tonjolan tulang di sekujur tubuhnya. Deretan tulang iga terlihat jelas dengan lekukan berjalur yang sangat dalam, hanya berbalut kulit cokelat tua yang pucat. Keempat kakinya tinggal tulang bergetar menahan badannya yang menggigil. Bersama Hoody dan Steve mereka mencoba menyelamatkan Bones yang terikat di tengah salju tanpa makanan, tak terurus. Sayangnya dalam misi tersebut Hoody malah terluka. Sementara Vinny, anjing periharaan mereka menghilang. Bones seakan menambah penderitaan di Pusat Penyelamatan hewan. Berhasilkah mereka menyelamatkan Bones? Siapa yang begitu kejam tak berperi-hewan-an membiarkan keledai tersebut? Ataukah segalanya sudah terlambat?

Ceritanya sederhana. Kumpulan orang-orang pecinta binatang. Menyelamatkan yang terluka dan ada instrik di dalamnya. Sayangnya konflik yang dilempar kurang kuat. Jelas menyelamatkan nyawa manusia adalah prioritas. Kisahnya datar, karena awalnya saya berharap akan menemukan cerita yang mengharukan layaknya Rin Tin Tin, atau Hachiko dalam tubuh keledai, sayangnya harapan itu tak terpenuhi. Bahkan untuk orang-orang yang suka memelihara binatang sekalipun saya yakin ini buku anti-klimaks. Teladan kebaikan perawatan hewan, teladan apa? Apa yang kalian lakukan saat melihat kucing yang tertabrak mobil? Menyelamatkannya, membawanya ke dokter hewan? Mustahil, sejauh 100 Km kalian tak akan menemukannya. Oh kucing yang malang.

Bones Yang Malang | oleh Jenny Oldfield | Penerjemah Nelly Novrianti | Penerbit Medium | Cetakan I, September 2011 | 136 hlm; 14,5 x 20 cm; mechanical paper 50 gram | ISBN: 978-602-8144-13-1 | Skor: 1.5/5

Karawang, 080515 – Oz the great

#8 #Juni2015 #30HariMenulis #ReviewBuku