Saya pernah bilang bahwa saya siap membaca apa saja, genre apa saja, jenis apa saja. Buku yang akan saya review ini adalah buku tipis yang tak sengaja ketemu di bursa buku murah. Penulsi ‘asing’ di telinga saya, dengan embel-embel ‘Penulsi buku-buku best seller’ saya tertantang untuk melahapnya juga. Dalam dua hari saya selesaikan, dah yah lumayan.
Judulnya singkat ada penekanan di akhir kata dengan tanda petik. Bisa berarti duit (bahasa Jawa) atau nama karakter. Berisi 14 bab termasuk prolog dan epilog, bahasa yang disajikan sungguh renyah dan membumi tanpa banyak kata asing yang terselip. Karena memang setting tempat adalah ibukota untuk warga kebanyakan dari keluarga sederhana.
Dalam pembuka dijelaskan bahwa ada seseorang yang sakit parah dengan peluang sembuh sangat tipis. Sepertinya disusun dengan hati-hati untuk menyimpan ada masalah apa gerangan. Ujang adalah anak pertama dari dua bersaudara yang hidup dengan kondisi ekonomi pas-pasan. Adiknya Erni sering membantu emak jualan gorengan di pagi sebelum berangkat sekolah. Ujang sendiri adalah kernet tembak sebuah metromini di kerasnya kehidupan Jakarta. Suatu hari di terminal ada seorang pemuda pingsan, Ujang dkk segera membantunya. Pemuda bernama Adit tersebut lalu malah akrab dengan Ujang. Mungkin karena sebaya sehingga mereka klop. Cerita pembuka yang seseorang divonis ga bakal hidup lama tersebut ternyata adalah Adit. Dari keluarga yang berkecukupan, Adit laksana menunggu hari H kematian.
“Seperti bintang di langit, banyak tapi susah diraih.” Ujang yang sudah dua tahun menganggur dan tak tahu sakit yang diderita Adit tentu saja iri. Adit walau dari keluarga kaya, orangnya ga sombong. Sering membantu bahkan kadang menginap dirumahnya, bergaul tanpa membedakan kelas dan golongan. Persahabatan mereka makin erat bagai kepompong. Konflik dimulai saat Ujang berselisih dengan geng lokal yang membuatnya terkapar dan harus dilarikan ke rumah sakit. Setelah sembuh Ujang shock dengan biaya 15 juta. Ujang tentu saja kelabakan, namun emang sudah takdir, Adit ternyata sudah mendepositokan uang untuk biaya perawatan keluarga Ujang. Duh betapa mulia ya.
Di sela-sela persahabatan mereka muncullah pemanis cerita, Ujang yang sepertinya tampan jadi incaran beberapa wanita. Mulai dari teman lama, tetangga sampai saudara Adit. Yah orang yang tak berada, punya tampang ganteng tetap aja punya pesona? Walau dalam cerita ini sepertinya berlebihan namun masih dalam taraf wajar tanpa nafsu menggebu. Misteri sakit Adit akhirnya diungkap, saat Adit sepertinya menemukan kebahagian dengan persahabatan yang kuat itulah, durasi hidupnya menipis. Bisakah dia bertahan hidup? Geng lokal yang melukai Adit akankah ada dendam yang perlu dibalas? Kepada siapa hati Ujang berlabuh? Buku setebal 214 halaman ini memang tak menjawab dengan gamblang semuanya namun sudah cukup beri bukti, seperti di penutup epilog bahwa hidup adalah misteri. Maka tetaplah berjalan, Dit…!
Arul Khan, penulis yang terobsesi oleh aktor Bollywood Shah Rukh Khan ini ternyata mencantumkan blog Multiply di biodatanya. Duh! Blog saya pun sudah wassalam. Secara keseluruhan Dit…! sesuai prediksi, sesuai ekspektasi yang tak muluk. Cukup dibaca sekali dan lupakan. Tapi Dit…! layak diapresiasi, cerita yang disajikan mengalir enak dan renyah. Nyaris tak ada typo dari Penerbit Star adalah sebuah prestasi. Ada yang tahu penerbit Star Books? Baru dengar? Saya juga. Overall, buku ini tetap layak masuk koleksi di lemari dan kelak kuwariskan kepada Hermione sebagai bacaan bervitamin.
Dit…! | Penulis: Arul Khan | cetakan pertama, Desember 2007 | Penerbit Star Books | 214 hlm; 17,5 cm | ISBN: 978-979-17155-2-2 | Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan (KDT) | Skor: 2/5
Karawang, 040615 – Sedang mendengarkan Boyzone
#4 #Juni2015 #30HariMenulis #ReviewBuku
Arsip Harian: 3 Juni 2015
Aksara Amananunna #3
12 Manusia. 12 Zaman. 12 Cerita. Dari penulis asal Solo, Rio Johan inilah buku yang dipilih Kompas sebagai sastra of the year 2014. Sebuah kumpulan cerpen yang (mencoba) ga biasa. Sayangnya banyak sekali ditemukan salah ketik. Untuk buku terbitan Gramedia ini sungguh sangat disayangkan. Dalam satu cerpen bahkan ada puluhan typo, editor-nya tidur? Penulisnya ga pengalaman? Kalau penerbit mikro sih masih bisa dimaklumi, ini Gramedia lho.
1.Undang-Undang AntiBunuhDiri
“Bunuh diri adalah pilihan hidup, nyawa itu hak asasi. UU antibunuhdiri itu adalah pelanggaran HAM!” Di sebuah negeri R di tahun 21xx jadi isu nomor satu. Pemerintah, dalam cerita ini diwakilkan oleh perdana menteri mencoba menanggulanginya. Sampai akhirnya dirinya frustasi. Ini bukan ide baru, disajikan dengan biasa tanpa ada kejutan cerita yang berarti.
2. Komunitas
Di George V Avenue semuanya bermula. Tokoh aku ditawari oleh seorang wanita asing yang mengaku sebagai seorang agen pencari bakat. Tanpa curiga aku mengikutinya, dalam mobil dijelaskan pekerjaan yang dibutuhkan. Sebuah sadisme penyimpangan. Disajikan dalam 7 bagian, sang aku menerima tawaran karena uang yang dijanjikan menggiurkan. Bukan tema baru juga.
3. Aksara Amananunna
Cerpen yang dipilih dijadikan judul buku ini juga biasa sekali. Tentang zaman pra-sejarah, setelah Tuhan mengacaukan bahasa, Amananunna seorang pemuda yang belum menemukan bahasanya sendiri. Misi menyelamatkan tata bahasa berkelana ke mana-mana dari Babel, Tanah Lullubi, kota Hamazi, Uri-ki, Susin sampai Shubur. Selamatkah bahasa tersebut? Disajikan dengan datar dan tak menyentuh.
4. Kevalier D’Orange
Lelaki cantik dengan kharisma kepemimpinan luar biasa. Kevalier D’Orange adalah panglima perang jagoan tak tertandingi. Prestasinya seabreg. Namun jenis kelamin sang panglima yang awalnya hanya isu apakah dia laki atau perempuan kini menjadi topik besar seisi negeri. Tema sederhana menjadi sensitif ini sebenarnya juga ga istimewa. Persamaan gender juga bukan barang baru kan, walau disini dibuat dengan sedikit rumit.
5. Ginekopolis
Di masa yang akan datang, tahun 8475 lelaki dijajah kaum perempuan. Sang tokoh aku yang terbangun dari tidurnya merasa bingung namun bergabung untuk melawan. Fanatics are picturesque, mankind would rather see gestures than listen to reasons. Slogan Friedrich Nietzsche dipakai dengan mengubah kata ‘mankind’ menjadi ‘womankind’. Bisakah tirani digulingkan?
6. Ketika Mubi Bermimpi Menjadi Tuhan Yang Melayang Di Angkasa
Mubi tiap malam bermimpi menjadi Pencipta yang melayang di angkasa yang putih. Saat terbangun dirinya menulis cerita, yang anehnya cerita yang ditulis menjadi nyata. Tulisannya dicetak dan menjadi best-seller. Obsesi tiada henti, sampai akhirnya teman-temannya terbahak saat dia bercerita tentang mimpi seorang penulis. Dunia aneh betul. Nah, kalau cerpen ini lumayan baguslah. Saya lebih suka cerita unik dengan jalan penyampaian ‘logis’.
7. Pisang Tidak Tumbuh Di Atas Salju
Di negeri bersalju, Jon bin Jondor hidup. Dirinya seorang pengelana yang terpukau dengan buah pisang. Buah yang biasa bagi kita yang hidup di alam tropis. Obsesi Jon menanam pohon pisang di tanah bersalju dari generasi ke generasi. Cerita unik namun tak istimewa. Penyampaian kisahnya kurang greget.
8. Riwayat Benjamin
Cerita panjang tentang seorang yatim piatu Benjamin yang diangkat anak oleh seorang bangsawan. Di kalimat pembuka, Ben mati gantung diri di puncak pohon elm. Ditemukan oleh tokoh aku di sore hari yang menuturkan riwayatnya secara runtut dari awal. Cerita dengan setting mundur seperti ini saya suka, walau yah kita sudah tahu akhir perjalanan hidup Ben.
9. Tidak Ada Air Untuk Mikhail
Era sekarang di sebuah kos dengan penghuni yang saling sinis. Mikhail adalah penghuni kos yang seakan selalu sial, mandi di akhir dari penghuni lain di kos yang airnya susah. Ga masuk akal. Bukan airnya yang tersendat, bukan antri mandinya, bukan pula bully yang membuat Mikhail selalu ngalah. Ga masuk akal rasanya dia ‘sial’ terus menerima nasib.
10. Robbie Jobbie
Inilah cerpen panjang dengan typo paling banyak. Seorang pegulat amatir semacam WWF memakai nama Robbie Jobbie, karena memang belum punya nama dirinya selalu mengalah. WWF kan sudah ada skenario-nya. Akting gulat yang diunggah di You Tube, pelan tapi pasti Robbie banyak yang menyukainya. Menuntut kemenangan dalam ‘sinetron ring’ seperti yang dijanjikan di surat kontrak.
11. “Apa Iya Hitler Kongkalikong Dengan Alien?”
Magde Kulesiute diwawancarai seorang wartawati lokal tentang kemungkinan kakeknya pernah bilang Hitler berkonspirasi dengan alien. Fakta ataukah gosip murahan? Namun dirinya gugup dan tak bisa langsung menjawab. Nah, ini cerpen terbaik dari 12 yang tersaji. Aku suka kejutan, walau sederhana namun selalu menyenangkan dikejutkan sesuatu yang menggelitik.
12. Susanna, Susanna!
Tahun 1712 di sebuah kota pelabuhan seorang wanita menyamar menjadi pria untuk mendapatkan pekerjaan. Untuk melawan lapar semua orang bisa melakukan hal-hal nekat, termasuk aku ini. Suatu hari aku bertemu seorang yang senasib, Susanna yang juga menyamar mengajaknya hidup bersama. Awalnya normal, namun lama-lama jadi abnormal. Mereka saling mencinta, menikah dan berpisah. Dan kenangan selalu membuat kita rapuh. Bagaimana nasib Susanna?
“a true tactician that ‘winning with a few over many’ is simply a pipe dream” – Caesar Silverberg (Suikoden III)
Aksara Amananunna | Karya Rio Johan | Cetakan pertama, April 2014 | Penerbit KPG (Kepustakaan Populer Gramedia | vii+ 240 hlm; 13,5 x 20 cm | ISBN: 978-979-91-0704-6 | Skor: 2/5
Karawang, 030615 – Midweek hari ke 5 agya
#3 #Juni2015 #30HariMenulis #ReviewBuku