Kuis liga laga terakhir dibuka. Napoli v Lazio the Great. Kuis liga laga terakhir dibuka. Napoli v Lazio the Great. Skor 0-2 milik bandar. Seperti biasa, ditutup Sabtu jam 15:00.
Penebak | Napoli v Lazio | skorer
LBP 0-2 all
Analisis: Tiket champion harus digenggam. Lazio seri oke. Menang ga masalah.
Gentong 1-0 Higuain
Napoli akan menang. Lazio seperti biasa akan kalah. Jatah ucl terakhir milik napoli.
Saha 2-1 Callejon
Analisis: Lazio mau menang. Tapi ga tau gmana caranya. Akhirnya kalah ga jadi ke UCL.
Erwin 3-1 Higuain
Analisis: Napoli ngebet main d UCL lagi. Lazio mlm jumat aja.
Perpisahan rafa bawa napoli menang.
Widi 2-1 Klose
Analisis: Duel Pamungkas sarat gengsi.UCL jadi Target. Napoli diyakini akan memenangkan partai ini.
Jacob 2-0 Hamsik
Analisis; Perpisahan benitez.
Anggota FOC namanya tez.
Orang meksiko namanya cortez.
Dc 1-1 Klose
Analisis: Partai yg menarik. Perebutan 1 zona UCL klo ga salah. Kalo salah mohon dimaklumi hihihii.
Arifin 0 : 0
Analisis: Napoli 0-0 lazio,
Partai terakhir serie a. Perebutan zona ucl, napoli yg hanya butuh hasil imbang, bermain sedikit tertutup. Skor imbang ckup.
Imunk 1-1 Higuain
Partai terakhir serie a. Perebutan zona ucl, napoli yg hanya butuh hasil imbang, bermain sedikit tertutup. Lazio yg lebih ngotot, bikin gol, tp skor imbang tak terelakkan.
Gus Wid 0- 1 Klose
Analisis: Pertandingan terakhir dari kompetisi liga Italia musim ini akan di warnai dengan dengan laga big macth yang memperebutkan jatah terakhir wakil Italia ke liga Champions musim depan. Dan pastinya pertandingan yang akan mempertemukan Napoli dengan Lazio di prediksi akan berjalan sangat ketat.
Lazio masih 1 tingkat diatas Napoli..
Aji 3-2 Higuain
Analisis: Sebagai laga perpisahan rafa akan mengakhiri dg manis. tiket ucl sbg bonus. elang ibukota akan sdikit terkuras krn 2 kekalahan beruntun.
Arif 1-1 Mertens
Analisis: FINAL utk jatah LC. Partai terakhir benitez. Lazio tak boleh kalah.
Zulk 1-2 Djordjevic
Analisis: Lazio diujung tanduk, tidaka ada alasan lagi untuk kalah, partai yang harus diakhiri dengan kemenangan, musim ini harus diakhiri dengan tiket liga champions.
Lik Jie 4-1 Hamsik
Analisis : Sebelum dipakai milanisti, 0-0 waelah… Berhubung begitu,ga ada yg ngegolin..hasil yg adil…biar napoli masuk Champions…tapi kasihan lazio dong ya?eh,baru tahu juga kalo lazio itu nama provinsi ya..kok malah akeh men critane ki.
Napoli 4-1 lazio higuain.. Partai terakhir.. meski daku ga bakalan dapat pulsa sepertinya.. Kado terakhir dari pak beni buat kota naples.
Huang 2-2 Lulic
Analisa: Pertandingan terakhir demi juara harapan 1 akan membuat kedua tim tampil habis2an. Ini kesempatan terakhir Rafa memberikan persembahan terbaik untuk tim Naples sebelum hengkang. Sebaliknya, kembalinya Djorjevic ke squad elang akan membuat tim ini lebih solid. Tak ada pemenang, Lazio akan sukses mempertahankan posisi sekaligus impian mereka melaju ke putaran final Champions League musim depan demi dapat menumbangkan Barcelona. 😎
Gangan 1-1 Inler.
Analisis: Partai seru perebutan jatah terakhit ucl. Lazio yg butuh menang main ngotot. Hasil imbang cukup adil.
Jokop 1-2 Klose
Partai perpisahan pelatih napoli. Wajib menang. Dan lazio mengambil untung kondisi ini.
Karawang, 300515
Arsip Bulanan: Mei 2015
Interstellar: OverBlown – OverLong – OverRated – Disapointing
Murph: Dad, why did you and mom name me after something that’s bad?| Cooper: Well, we didn’t | Murhp: Murphy’s law? | Cooper: Murphy’s law doesn’t mean that something bad will happen. It means that whatever can happen, will happen.
Di era hiburan sebanyak ini, di mana kita tinggal memilah dan memilih jargon ‘save the best for last’ sudah tak berlaku lagi. Untuk membuat orang terpesona harus dibuat wow dari menit pertama. Di masa sekarang ini dimana menikmati film bisa dengan mudahnya, waktu luang sangatlah berharga. Durasi sangat berpengaruh untuk memberikan sebuah nilai akhir. Dan Interstaller punya waktu 2 jam 44 menit dengan bagian terbaik hanya setengah jam. Boring Boring Nolan…
Cooper (Matthew McConaughey) adalah petani. Catat ya, petani! yang berada dalam dilema. Dengan seorang anak perempuan Murph (Mackenzie Foy) dan laki-laki Tom (Timothee Chalamet) dirinya bimbang apakah harus berangkat ke luang angkasa ataukah bertahan? Petani bertransformasi jadi astronot, mudah-mudahan Nolan tak salah minum obat. Dirinya punya keluarga yang dicinta jadi menerbangkan pesawat ulang-aling tentunya berat, takut ga bisa kembali. Ayahnya Donald (John Lithgow) meyakinkannya untuk menyelamatkan dunia harus ada pengorbanan. Murph tak mau ayahnya berangkat, dia ‘berfirasat’ dari kode yang dikirim ‘hantu’. Namun dengan tetesan air mata, Cooper maju terus. Prof Brand (Michael Caine) membuat teori bahwa di ‘sana’ ada planet yang bisa dihuni. Putrinya Brand (Anne Hartaway) bergabung juga dalam misi ini. Berhasilkah para astronot ini pulang? Berhasilkah mereka menemukan planet baru? Hantu apakah yang ditemukan Murph?
Setelah trilogi Batman yang memukau, tentu saja saya tak salah kalau memberi ekspektasi tinggi sama film-film Nolan. Sayangnya tak ada hal baru yang ditampilkan, pencarian Tuhan silakan tonton Prometheus. Teori lubang cacing? Itu bukan barang baru. Pencarian planet untuk dihuni, sudah banyak kartun yang membahasnya. Berpetualang di angkasa dan ingin kembali? Momen itu sudah ditampilkan tahun lalu. TARS? Penggemar Star Wars akan mencak-mencak kalau bilang itu karakter luar biasa. Saya tak mau bahas 2001: Space to Odysey ya. Penggemar Nolan bisa nangis mendengarnya. Mungkin maksud Nolan, tema barunya adalah seorang petani bisa jadi astronot. Yah, berbanggalah Indonesia kita Negara Agraris. 20 tahun nanti mungkin Indonesia menjadi pemimpin penjelalahan luar angkasa. Yah, siapa tahu.
2,5 jam adalah waktu yang saya perlukan untuk merampungkan baca Beatrice and Virgil, itu buku bagus dari Yann Martel. 2,5 jam adalah waktu yang saya butuhkan untuk mencuci baju, makan, mengepel lantai dan mencuci SiKusi-ku, beruntun. 2,5 jam adalah waktu yang bisa saya luangkan untuk ngopi bareng teman dan saudara. 2,5 jam bisa saya gunakan untuk bercengkrama dengan si May dan Hermione. Yang jelas 2,5 jam tak akan digunakan untuk sekedar ngupil. 2,5 jam untuk Interstellar sungguh menggelikan. Harusnya bisa dipangkas durasinya, banyak adegan ga perlu. Berlebihan rasanya sampai bilang ini film bisa meledakkan pikiran, berlebihan rasanya untuk cerita ‘sederhana’ seperti ini butuh waktu lama, berlebihan rasanya kalau bilang ini masuk best-all-of-time-movie. Memang, banyak film berkelas dengan durasi lebih dari 2,5 jam tapi untuk film terbaru Nolan ini sungguh mengecewakan. Kalau kalian berharap akan se-wow Inception, kalian bakal kecewa –padahal Inception juga ga wow banget-. Kalau kalian berharap semenarik Batman, kalian bakal kecewa. Kalau kalian menginginkan kejutan ala Prestige, kalian bakal kecewa. Interstellar memberikan kebosanan, bahkan dibanding Gravity, film ini kalah kelas. Jadi maaf Nolan, untuk film sekelas buatan Anda, ini masuk daftar buruk. Berada terbawah kedua setelah Insomnia. Itukah hukum Murphy bos!?
Interstellar | Director: Christopher Nolan | Screenplay: Christopher Nolan, Jonathan Nolan| Cast: Matthew McConaughey, Anne Hartaway, Michael Caine, Jessica Chaistain| Tahun Rilis: 2014 | Skor: 3/5
Karawang, 280515
Captain America: The First Avenger – Drama Calls Action
Abraham Erskine: Whatever happens tomorrow you must promise me one thing. That you will stay who you are. Not a perfect soldier, but a good man.
Mungkin karena ekspektasiku ketinggian setelah mendengar dan membaca review teman-teman yang bilang bagus, jadinya setelah nonton saya ga mendapatkan klimak yang dicari. Dengan embel-embel ‘best superhero ever made’ kapten Amerika berjalan lambat bak film drama yang tayang di prime time.
Karena saya sudah nonton Avengers dan sekuelnya maka udah tahu adegan di pembuka itu maksdunya apa. Setelah penemuan ‘mahkluk yang tertidur’ setting waktu lalu diputar mundur ke era tahun 40an di mana Nazi sedang digdaya. Johann Schmidt (Hugo Weaving) – nantinya jadi Red Skull – memimpin pencarian sebuah benda dari Asgard, tentu saja kalian tahu apa itu Asgard, benda ini untuk membuat senjata canggih guna meluluhlantakkan Negara musuh. Dibantu Dr. Zola (Toby Jones) akhirnya benda tersebut ditemukan. Sementara itu di Amerika, di kota Bronklyn tersebutlah seorang pemuda kurus dan pendek Steve Rogers (Chris Evans) yang mendaftar ke angkatan perang. Karena fisiknya yang kecil, tentu saja ditolak. Namun Dr. Abraham Erskine (Stanley Tucci) yang sedang melakukan eksperimen malah menunjuk Steve untuk percobaan pertamanya. Bersama Howard Stark (Dominic Cooper) – yup, ayahnya manusia setrika – mereka membuat serum yang disuntikkan ke Steve. Tada…! Keluar dari ruang operasi, Steve jadi kekar berotot. Wah inilah penemuan terbaik abad 21. Mau dong saya…
Dengan bodi baru Steve mengejar penghianat penelitian yang ternyata anggota Hydra. Pengejaran yang seru, Steve bisa melompat jauh, lari kencang, sampai menghajar orang babak belur. Sayangnya penemuan tersebut tak bisa diselamatkan jadinya Steve adalah satu-satunya manusia instan. Dimulailah petualangan di barak tentara, buat film dokumenter dengan seragam ‘Captain America’ sampai memanggil pemuda-pemuda Amerika untuk bergabung dalam angkatan perang. ‘I Want You!’. Cerita akhirnya mempertemukan sang kapten dengan Red Skull. Siapa jagoan sesungguhnya?
Well, penampilan Chris Evans sangat bagus. Salah satu casting superhero paling pas selain Robert Downey Jr tentunya. Totalitasnya dari membentuk tubuh bengkring sampai jadi sixpack perlu diacungi jempol. Ga nyangka aja, Evans yang selengekan bisa jadi berwibawa gitu. Masih melekat di ingatan penampilannya sebagai salah satu anggota F4 yang kacrut. Cast yang lainnya juga sangat Ok. Hayley Atwell jadi pemanis yang pas, saat perpisahan di mobil itu lucu sekali. Tommy Lee Jones tampil cool seperti biasanya. Sayangnya film ini lebih ke drama yang kurang menyentuh. Aksinya kurang, kejutannya tak ditata rapi sehingga terkesan dilepas, dan kekalahan musuh utama yang kurang memorable. Rasanya emang kurang nendang. Jatuhnya malah terlihat wagu, bukan klasik.
Film rilisan 2011 yang berarti sudah melewati tiga film: Avengers, Winter Soldier dan Age of Ultron baru saja saya tonton. Tinggal membuktikan film ‘tentara musim dingin’ yang katanya penuh aksi. Mudah-mudahan sesuai harapan.
Captain America: The First Avenger | Directed by: Joe Johnson | Cast: Chris Evans, Hayley Atwell, Sebastian Stan, Tommy Lee Jones, Hugo Weaving, Dominic Cooper, Stanley Tucci | Skor: 3.5/5
Karawang, 270515
Kingsman: The Secret Service – Manners Maketh Man
Eggsy: So, are we going to stand around here all day, or are we going to fight?
Untuk menikmati film yang kualitas bagus, terjemahan dan gambar yang sudah sip, saya butuh waktu beberapa bulan setelah rilis. Beda dengan Danef – teman di Bank Movie yang selalu selang ke depan, dimana film baru rilis dia sudah buat review. Kalau saya kebalikannya, selalu terlambat, maklumlah di Karawang belum ada bioskop. Untuk kasus Kingsman terlambatnya lama, saya sampai bosan sama abang lapak film yang saya tanya berkali-kali kapan ‘kualitas ori’ nya datang? Film ini termasuk yang terlambat dari jadwal tiba di lapak. Jadi saat dua hari lalu saya tonton, hype sudah mereda. Gemuruh penonton paling besar ya jelas adegan bad-ass di Gereja yang akhirnya saya tonton full. Pure violence. Kingsman dibuka dengan menawan, sebuah serangan ke sebuah gedung. Batu-bata runtuh sebagian-sebagian yang membentuk tulisan cast and crew film ini. Dalam penyergapan tersebut member Kingsman tewas. Harry Hart (Colin Firth) adalah agen rahasia senior yang menyampaikan duka tersebut kepada istri dan anaknya yang masih kecil yang diberi semacam lencana dengan kata kunci.
Setting waktu diputar di masa kini, Gerry ‘Eggsy’ Unwin (Taron Egerton) kini sudah dewasa. Tumbuh dalam lingkungan yang keras sehingga membentuknya menjadi berandal. Dalam kasus perkelahian dia di penjara, di sana dia lalu menelpon dan memberi kode ‘kingsman’. Dan datanglah Hart menyelamatkannya. Eggsy lalu direkrut untuk menjadi anggota agen rahasia. Dilatih secara intens bersama rekrutan baru lainnya. Tipe latihan mengingatkanku pada film Divergent. Penuh bahaya, penuh gaya dan terlihat keren. Sebuah kamar di pagi hari tiba-tiba meluapkan air sampai langit-langit, terjun payung berkelompok lalu diumumkan salah satunya tak ada parasut, sampai disandera terikat dengan posisi di atas rel saat kereta api akan lewat. Seru, gregetan, mendebarkan.
Dalam latihan, setiap anggota yang gagal akan otomatis tersingkir, sampai akhirnya anggotanya menyisakan satu. Dalam waktu bersamaan, muncullah sang penjahat unik Valentine (Samuel L Jackson). Dengan kalung dan topi ala rapper, L Jackson memberikan penampilan unik sebagai antagonis yang kejam. Bersama Gazella (Sofia Boutella) yang ciamik, dimana kedua kakinya adalah pedang, mereka berencana menguasai dunia. Berhasilkah misi mereka? Atau Agen rahasia Kingsman bisa mengagalkannya? Klise banget ya pertanyaannya? 😀
Secara keseluruhan aksinya bagus. Seru. Dimanis. Sudah memenuhi ekspektasi walau ga Wow juga. Banyak adegan diluar nalar. Chip dipasang di leher? Meh! Walau di masa depan tidak memungkiri kemungkinan itu, tapi sampai menempatkan karakter penting ikut terjebak memakainya itu sebuah blunder. Ga beda jauh sama simulasi di Divergent. Lalu kepala-kepala meledak itu juga meh! Macam mainan Lego aja bisa dimodifikasi. Kejutan yang disajikan pasca adegan gila di tempat beribadah itu baru cool. Sebuah cerita bagus harus ada drama yang menyakitkan. Atau otak saya yang salah, suka kalau ada karakter penting tewas? Entahlah. Satu lagi nilai plusnya, ending yang ditampilkan di bar saat Eggsy meniru gaya Bart untuk menghajar musuh. Oh itu cerdas sekali. Gaya 007 slengekan dipadu dengan Kick-Ass!
Kingsman: The Secret Service | Director: Matthew Vaughn | Screenplay: Jane Goldman, Matthew Vaugghn | Cast: Colin Firth, Mark strong, Taron Egerton, Samuel L Jackson, Michael Caine | Skor: 4/5
Karawang, 21052015
Derby Della Capitale Untuk Zona Champion
Kekalahan Napoli semalam membuat dua tim ibukota senang. Imbang keduanya lolos ke champion. Sederhana sekali teorinya. Tapi kalau bisa menang kenapa ga?
Kuis Lazio the Great v Roma dibuka. Seperti biasa. Skor 3-0 milik bandar. Ditutup Minggu jam 00:03.
Penebak | Lazio v Roma | skorer
LBP 3-0 all
Analisis: Lazio the Great ngamuk. Roma dipecundangi. Dan Cataldi bikin 2 assist lagi.
Gangan 1-1 Radja.
Analisis: Pelampiasan lazio setelah kalah di copa. Roma mengamankan posisi runner up. Hasil imbang cukup adil bagi heri, maksud saya lazio dan roma.
Saha 2 1 Klose
Analisis: Lazio memulai pertandingan dengan rasa malu membumbung tinggi setelah kalah di final coppa. Perlahan mulai bangkit. Akhirnya menang. :))
Gentong 1-2 totti
Analisis: Partai yg ga kalah mbosenin.lazio akan kalah.dan akhirnya gagal lolos zona ucl.
Lik Jie 1-2 Pjanic
Analisis: Berhubung Totto dah dipakai orang,ganti Miralem Pjanic wae lah…. Kasihan roma yg pake as.masak kalah lagi sama elang.. Apalagi mas burung lagi down ga dapet piala coppa senior..
Erwin 1-3 Pjanic
Analisis: Roma ingin menahbiskan sebagai klub terbaik kota roma.
Elang akan diterkam srigala.
Lazio d tikung Napoli.
Dc 2-0 Klose
Analisis: Derby yg hrs dimenangkan lazio, saya kembali memilih klose yg ngegolin karena dia seorang jerman, ga nyambung hahaha tapi tetep minta pengampunan grasi hihihihi.
Imunk 0-0
Analisis: Partai derby terpanas ibu kota. Permainan hanya terpusat di tengah, minim kreasi serangan. Diwarnai beberapa kartu kuning, plus ada kartu merah untuk kedua kubu, skor kaca mata pantas untuk pertandingan derby ini.
Jacobs 0-3 iturbe
Analisis: Lajio kalah ama roma.
Itu sudah ada sejak mpu sutasoma.
Karena ada titik pasti ada koma.
Jokop 1-1 Klose.
Analisis: Berbagi 1 angka di derby ibu kota rasanya pantas. Bermain aman. Sudah sama2 letih mngejar angka.
Widi 2-2 Klose.
Analisis: Duel Klub sekota. semua sarat gengsi dan berharap ingin menang.Draw di Pertandingan pertama akan terulang dipertandingan kedua juga.
Aji 1-2 Totti
Analisis: Perebutan tiket lngsung ucl akan berakhir dg derby ibukota. Dg modal kecapekan menghadapi juve, tuan rumah akan ksulitan menghadapi srigala2 ibukota. Eksekusi freekick akan jadi pembeda skor.
Arif 3-2 Felipe
Analisis: Kedua tim harus menang demi tiket grup LC. Duel akan panas. Lazio akan memenangi derby kali ini.
Deni 2-1 Klose
Analisis: Derby kota roma kali ini bakal tersaji sangat seru,,kedua tim sama2 berpeluang menjadi runer-up liga seri A dan lolos langsung ke babak utama UCL ,,dengan kekalahan lazio atas juve di final copa,,bakal menjadi pemicu lazio utk tidak mengulangi kesalahan2 annya ,sehingga dapat mengalahkan roma dgn skor tipis 2-1.
Zulk 3-1 Felipe Anderson
Analisis: Roma menggempur Lazio habis2an, penguasaan bola Lazio akan kalah telak oleh Roma yang menguasai 90% penguasaan bola, hampir2 pemain Lazio cuman anak kecil lagi dikerjain oleh Roma, 6 pemain Lazio aka terkena kartu merah oleh wasit dan memudahkan Roma utk memenangkan pertandingan. Lazio bener2 sial kali ini. Sungguh….sangat sial.
Huang Lazio 1-1 Roma (Adem Ljajic)
Analisa: Musim ini sebenarnya bisa dibilang musim yang luar biasa karena cukup jarang kita bisa melihat 2 musuh bebuyutan ibokota Italia ini bisa berjalan beriringan di papan klasemen. Bahkan, pertandingan ini bisa mereka jadikan ajang main mata dengan hasil draw agar keduanya berpeluang besar lolos bersama ke liga champions. Tapi, mungkinkah itu? Everything is possible.
Karawang, 240514
Lazio, Juara Dan Masuk Zona Champion
Oke kuis BIG MATCH final Coppa Italia 2015 antara Juve vs LAZIO the Great dibuka. Pulsa 15 ribu, akumulasi 3 partai. Skor 0-3 untuk Lazio milik bandar. Skor, skorer analisa minimal tiga kalimat. Ditutup Kamis jam 00:01. Good luck foc-ers!
Penebak | Juventus v Lazio | skorer
LBP 0-3 all
Analisis: Liga Italia 2014/2015 di ambang waktu. Lazio masih ada 3 laga. Lawan Juve menang, dan masuk zona Champion. Bantai bantai Juventus…
Lelur 2-0 Vidal
Analisis: Ambisi meraih treeble membuat juve bermain ngotot.juve berupaya mengejar gol cepat dan bertahan total setelahnya.pertanding cenderung membosankan setelah juve unggul.
Widi 3-1 Tevez
Analisis: Siapa sangka Lazio bs membawa Asa sampai ke Final lawannya Juve Pula yg punya ambisi juara. Diatas kertas Juve diunggulkan. tp mental Lazio diharap akan mejadi motivasi kuat menjuarai copa italia Musim ini.
Deni 2-3 Klose
Analisis: Setelah berhasil menuju final UCL ..jupe berambisi utk merengkuh treble winner ..salah satu nya merebut juara copa itali tahun ini..namun dengan ambisi lazio mendapat gelar tahun ini ..sirna sudah harapan jupe mendapat trebel winner ..kemenangan pun berhasil didapatkan lazio.
Saha 2-0 Tevez
Analisis: Sisi kedua Juventus dalam rangka mengejar treble musim ini. Motivasi lebih besar akan menjadi milik Juventus. Untuk ketiga kalinya Juve akan menang melawan Lazio musim ini.
*ane ganti ya om*
Sapin 2-1 Tevez
Analisis: Tak dapat dipungkiri, juve lagi on fire beberapa pertandingan terakhir. Duet Morata Tevez sudah mulai padu. Real Madrid, inter pun digasak, apalagi lawan Lazio?
Jokop 1-2 Djorjevic.
Analisis: Final laga yg berat buat kdua team. Mungkin ball position boleh dipegang jupe. Namun Lajio dpt kbruntungan entah dri pinalti/own goal. Lazio win.
Erwin 3-0 Tevez
Analisis: Final yg mudah bagi lazio. Tevez jd pahlawan utk kompetisi lokal. Juve akan meraih trophy keduanya.
Huang 0-2 F. Anderson
Analisa: para punggawa juventus tenggelam dalam euforia bisa masuk final champions. Mereka masuk ke stadion Olimpico seperti orang yang sedang fly 😁. Dan ketika peluit panjang berbunyi, mereka baru sadar bahwa mereka telah kehilangan kesempatan memenangkan treble.
Dc 1-2 Klose
Analisis: Kali ini tim underdog yg bakal menang sekaligus menggagalkan treble juve lebih awal, piala yg sangat berarti bagi laziale seperti halnya piala FA bagi fans the gunners
Imunk 2-1 Pirlo
Analisis: Juve yg berkesempatan meraih treble akab berjuang sekuat tenaga untuk menang. Juve yg di isi banyak pemain buangan bakal mendominasi lini tengah. Sang maestro andrea pirlo yg akan menjadi pembeda. Skor 2-0 untuk juve, hasil kreasi sang maestro.
Zulk 1-3 Felipe Anderaon
Analisis: Lazio akan menang, iya Lazio akan menang, beneran bakal menang Lazio, menang bakalan Lazio, bakalan menang Lazio dan Lazio pun menjadi juara, iya…Lazio pun juara.
Jacob 3-2 Tevez
Analisis: Perlawanan ketat.
Nonton pun gak sempat.
Kedua tim ndak ada yang hebat.
Lik Jie 1-0 Tevez
Analisis: Semoga benar. Biar dapat pulsa. Soalnya sudah habis kuotanya…😩
Aji 1-2 Kose
Analisis: Dengan hanya satu tittle yg mungkin bisa diraih, pasukan ibukota akan melakukan segalanya. Semangat mrk jdi berlipat2 walopun beberapa pertemuan terakhir mereka selalu keok. Ditambah faktor juve akan bermain difinal ucl, mrk akan bermain hati2 menghindari cidera. skor tipis aja u/ tim ibukota.
Gentong 4-0 Tevez
Analisis: Deemangat threble membara.semangat la decima bintang perak.akhiri penantian 19 taun.dan juve pun juara coppa👊👊
William 2 – 3 Felipe
Analisis: Juve ingin cepat mengamankan gelar kedua sehingga bermain all out. lazio akan meladeni dgn permainan terbuka. krn permainan mulai menjurus kasar, juve akan lbh hati2 kr msh ad final champion. lazio akan habis2 an
Arif 0-0
Analisis: Juve ingin treble. Lazio ingin juara. Tak ada gol dalam 120 menit, adu penalti . #forzalazio
Gangan 1-0 Evra
Analisis: Lazio berupaya menahan juve meraih treble. Juga membuktikan bahwa skuat tak dikenalnya bisa menaklukan juara italia. Tapi juve tetaplah juve, mantan gaston.
Naufal 2-1
Analisis: Paul Pogba. Lazio sudah membuktikan mereka bisa sampai di final Coppa. Namun Juventus sedang dalam momentum. Impian Treble ada didepan mata dan mereka takkan sia2kan kesempatan ini.
Andyka 2-2 Tevez
Analisis: Juve yg terakhir kali menjuarai Coppa Italia 20 tahun lalu bakal bermain agresif , sedangkan Lazio bakal bermain tanpa takut menghadapi finalis UCL musim ini , pertandingan bakal seru tanpa buat ngantuk.
Karawang, 210515
Who Am I: Stylish Hacker Thriller – Perfect Score!
Wow, Jackpot! Kejutan jelang Summer 2015 bukan dari film blockbuster dengan special efek nan berlebihan, bukan dari film-film dengan bintang dan sutradara ternama, bukan pula dari film snob ala Oscar. Tapi kejutan itu datang dari Jerman. Tanpa ekpektasi berlebih, tanpa info sedikitpun ini film tentang apa, saya dibuat shock oleh sekumpulan hacker penuh gaya.
Dari adegan pembuka saja kita sudah dibuat terkesan. Gaya penceritaan mundur lalu ke masa kini dan maju sampai ending yang tak terduga. Seorang hacker menyerahkan diri pada satuan keamanan Jerman setelah rekan-rekannya tewas mengenaskan. Benjamin (Tom Schilling) merasa sangat bersalah setelah sebuah kesalahan dalam meretas jaringan membuat identitasnya terbuka. Dia datang dan mengaku kepada kepala BND yang sedang diskors, Hanne Lindberg (Trine Dyrholm). Dia bertutur dari masa kecilnya yang suram, ayahnya tewas dalam perang, ibunya bunuh diri, diasuh neneknya yang sudah pikun. Sebuah fakta yang sempurna untuk sebuah kisah superhero. Pijakanan Benjamin adalah Spiderman yang diasuh paman dan bibinya, Superman yang tak punya orang tua dan Batman yang yatim piatu. Benjamin memang seorang pendiam yang bercinta-cita jadi hacker. Sejak 14 tahun dirinya sudah bisa Bahasa pemprogaman.
Bekerja sebagai delivery order makanan cepat saji, dirinya bertemu dengan Marrie (Hannah Herzsprung) teman masa kecilnya di kampus. Marrie yang akan ujian merasa pening, mendengar itu Benjamin berniat membobol jaringan kampus dan mencuri soal ujian demi Marrie. Sayang aksinya kepergok, dirinya lalu dihukum 2 hari melakukan kerja sosial. Nah saat kerja sosial pelayanan masyarakat itulah dia bertemu Max (Elyas M’barek) yang mengajaknya bergabung dengan Stephan (Wotan Wilke Mohring) sang ahli software dan Paul (Antoine Monot Jr) sang ahli hardware. Mereka menamakan kelompok hacker CLAY (Clown Laughing At You – Badut menertawakanmu). Dunia hacker memang tak berbatas, dalam film ini pertarungan antar user disajikan dengan brilian lewat visualisasi sebuah kereta yang berpenumpang penuh topeng. Ada kelompok FR1ENDS – pemain hacker yang paling dipuja karena kasi-aksinya. Dipimpin oleh MRX (Leonard Hornung) yang berpedoman: 1. No system is safe 2. Aim for the impossible 3. Enjoy the meat world as much as the net world. MRX ini semacam idol bagi kebanyakan hacker, termasuk Max dan Benjamin. Sehingga setiap aksinya CLAY selalu memantau komentar MRX. Aksi CLAY bervariasi dari yang mudah seperti membajak konferensi sebuah partai, membobol jaringan bank sampai yang terbesar meretas satuan keamanan Jerman, BND.
Saat membobol BND itulah Benjamin membuat kesalahan, untuk membuat MRX terpesona dia mengirim data rahasia nama-nama agen hacker yang mengakibatkan terbunuhnya mata-mata pemerintah. Namun dari kejadian tersebut, CLAY diapresiasi oleh MRX yang lalu menugaskan CLAY untuk misi mustahil meretas jaringan Interpol Eropa yang berpusat di Den Haag (Belanda). Misi besar demi pengakuan, CLAY berangkat. Selanjutnya, seperti yang saya sampaikan di awal. Misi ini berantakan dan Benjamin meyerah, tapi bukan itu inti segalanya. Kejutan besar disajikan dengan penuh gaya, salute sama screenplayer nya. Clue kejutan adalah, di markas CLAY ditemukan poster film Fight Club dengan foto Brad Pitt dan Edward Norton. Clue berikutnya, meretas jaringan itu seperti sulap semakin sulit trik yang disajikan semakin penonton terpukau. Clue berikutnya, perhatikan tangan Benjamin selama bertutur kepada Hanne yang terluka. Clue berikutnya adalah obat yang diminum Benjamin terasa familiar dengan Tyler Durden? Jdai apakah Benjamin dan tim CLAY akan selamat?
Ini benar-benar film fun. Duduk dan nikmatilah. Skore musiknya renyah ala musik diskotik yang berderak tiap detik. Penampilan aktornya pas, kejutan ditata rapi karena saat kita disuguhkan twist lalu dihantam twist dan muncul twist lagi. Twist yang dicipta masuk logika sehingga bisa diterima sepenuhnya. Setelah nonton Who Am I, film Black Hat seperti akan SMU yang belajar Bahasa pascal, beginner mengolah script kiddie. Jomplang sekali. Endingnya benar-benar hebat, kombinasi Fight Club, the Prestige, dan Se7en. Excellent movie, smart, fast-paced, well aimed, great message, and shocking story. Stop baca review saya dan TONTON filmnya SEKARANG!!!
Who Am I | Director: Baran Do Odar | Screenplay: Jantje Friese, Baran Do Odar | Cast: Tom Schilling, Elyas M’Barek, Hannah Herszprung | Skor: 5/5
Karawang, 200515
Chappie Is Alive! – Great Robot But Ludicrous Plot
Chappie: I don’t want to die. I want to live
Ninja: If you want to live Chappie, you must fight!
Dari awal saya sudah tak terlalu berharap sama film ini. Dengan pengalaman sang sutradara yang selalu menyinggung robot, Afsel, dan humanity paling apa yang ditampilkan Chappie ga jauh beda. Semalam tetap nonton hanya karena penasaran saja apakah typecast itu benar.
Film langsung dibuat seru sejak menit pertama. Kesan awal langsung membenarkan prasangka. Sebuah informasi yang disajikan ala berita malam metro tv menampilkan sebuah perusahaan pembuat robot menuai pujian setelah kesuksesannya bisa menggantikan polisi. Dari era yang tak jauh dari sekarang, tahun 2016 dengan setting Afrika Selatan (noh lo, sama kan) tugas polisi diambil alih oleh rakitan robot. Kejahatan menurun, mafia jalanan kalangkabut, penjara penuh, dan kehidupan (seakan) mencapai kedamaian. Muncullah sebuah mobil dengan 4 penjahat yang melaporkan kegagalan kepada atasannya. Hippo (Brandon Auret), marah atas kekacauan itu dan meminta tebusan 200 juta dalam 7 hari. Pasukan polisi beserta robot menggrebek pertemuan itu. Melalui pertempuran yang seru, Hippo kabur, Pitbul tewas, Robot nomor 22 rusak, dan kehidupan kembali normal namun tidak buat 3 orang ini: Amerika (Jose Pablo Cantillo), Yolandi (Yo-landi Visser) dan Ninja.
Mereka bertiga pening memutar otak guna membayar hutang 200 juta. Dalam markas mereka menyusun strategi, Yolandi mengusulkan mencari semacam remote robot, pengendalinya. Seperti tv pastinya robot tersebut ada remote control. Disepakati, mereka menculik Deon Wilson (Dev Patel) ilmuwan India untuk membuat robot gangster nomor satu. Deon yang baru saja menemukan sebuah chip yang memungkinkan robot bisa berfikir tak bisa berbuat banyak. Robot no 22 yang rencana awalnya mau dihancurkan bodinya, lalu dirakit lagi dan dimasukkannya chip tersebut. Di depan Ninja, Amerika dan Yoland robot tersebut hidup. Robot yang seperti bayi, perlu diajari dari hal-hal dasar. Robot yang diberi nama Chappie (voice by Sharlto Copley).
Dalam perusahaan terjadi persaingan, Deon yang sudah terbukti berhasil dengan segala puja-pujinya dengan programmer robot lain Vincent (Hugh Jackman) yang selalu gagal dalam presentasi. Kecewa, dia berupaya menjegalnya. Diikuti segala gerak-geriknya, kecurigaannya ada pada no 22 yang hilang. Betapa terkejutnya dia ketika melihat no 22 ternyata jadi robot pintar, andai beneran ada Chappie jelas penemuan hebat abad ini. Disusunnya strategi untuk merebutnya.
Kini berarti ada banyak pihak yang memperebutkan Chappie, Vincent, Yolandi yang dipanggil Mom, Ninja yang dipanggil Dad, sang creator sendiri Deon. Belum lagi Hippo yang kemudian masuk pusaran selain menagih hutang dia juga berminat pada Chappie. Perebutan dengan kepentingan masing-masing tersebut meruncing saat Chappie yang baterainya menyatu dengan chasis tak bisa bertahan lebih lama lagi. Kepada siapa Chappie berakhir? Mampukan kedamaian yang diidam-idamkan terwujud?
Well, selama 2 jaman nafas kalian akan penuh sesak tanpa jeda. Seakan berkejaran dengan waktu, eksekusi Chappie padat sekali. Yang sudah menonton District 9 dan Elysium pasti sudah akrab dengan pola cerita. Endingnya juga persis, tentang pengakuan bahwa ‘saya’ adalah bagian dari kalian. Aktor sebesar Weaver juga sayang sekali tak diberi aksi lebih wah. Hugh Jackman udah oke, Dev Patel sip, Suara Sharlto juga pas. Penampilan cast tak terlalu jadi masalah. Yang bermasalah adalah ceritanya jadi saat helm transfer terpasang saya tak terkejut lagi, justru saya kecewa atas pilihan cerita Blomkamp kenapa ga lebih berani lagi merubah ‘jalan aman’ yang selalu ditampilkannya. Jadinya bukan wah tapi lhooo apa yang baru kalau gitu? Takut keluar dari pakem, walaupun yah tetap saja Chappie secara keseluruhan renyah untuk dinikmati. Kalau dulu saya berharap akan ada lanjutan District 9 kini saya tak berharap lagi. Chappie cukup memberitahukanku bahwa Blomkamp emang tak berani membuat terobosan.
Chappie | Directed by: Neill Blomkamp | Screenplay: Neill Blomkamp, Terri Tatchell | Cast: Hugh Jackman, Sharlto Copley, Dev Patel, Sigourney Weaver | Skor: 3/5
Karawang, 190515
Black Hat: Extremely Disapointing Mann
Elias: This isn’t about money. This isn’t about politics. I can target anyone, anything, anywhere.
Gila, ini gila! Sutradaranya adalah Michael Mann, aktornya Chris Hersworth. Filmnya berantakan ga ketulungan. Sulit diterima akal sehat, seorang Mann membuat film seburuk ini. Nonton bareng si May, dia juga complain ada film tak jelas seperti ini. Dia mencoba melihat sisi positifnya ada setting Jakarta dengan muncul sekali Bahasa Indonesia. Sisanya meh!
Film dibuka dengan meyakinkan. Ini adalah film hacker/cracker jadi tampak megah saat ditampilkan detail jaringan dengan menyelami jalur-jalur komunikasi dalam computer. Rumit dan berkedip. Setelah beberapa menit yang berputar-putar dalam jaringan, efeknya adalah ledakan. Pemerintah kelabakan, ada sabotase server dalam komputer mereka. Lalu muncullah, Nick Hartaway (Chris Hemsworth) dalam penjara. Ceritanya Nick adalah tahanan karena menyalahgunakan keahlian membobol jaringan untuk kepentingan pribadi. Pemerintah membutuhkan bakatnya, sehingga dia pun dipanggil agar membantu memecahkan kode-kode binary. Tawaran diterima, Nick minta imbalannya adalah potong masa kurungan. Lalu dimulailah petualangan black hat!
Bersama Chen Lien (Wei Tang) bahu membahu membongkar sindikat jaringan cracker dari Chicago, Los Angeles, Beijing, Hongkong sampai Jakarta! Yup, setting film merembet sampai ibu kota kita. Beberapa terdengar orang berdialog menggunakan Bahasa Indonesia. Saat adegan penyelundupan melalui jalur laut, terdengar seseorang berteriak — hhmmm… lupa — , bilang bahwa ini sudah semuanya. Yang mendeteksi kalimat itu justru istri saya, dia heran. Saya yang udah ngantuk berat karena plot yang lambat mencoba rewind, oh benar ternyata pertarungan sampai di Jakarta. Sayangnya itu satu-satunya daya pikatnya. Sisanya tak masuk akal, kaku, tembak-tembakan yang buruk, plot hole dimana-mana dan boring.
Entah apa yang ada dalam benak Mann, film ini buruk sekali. Salah satu yang terjelexx tahun ini. Padahal Mann adalah orang yang mempesona kita dalam Heat yang legendaris itu. Sebelum menonton saya sudah dikasih peringatan, ini film ga jelas. Karena saya selalu harus nonton dulu baru komentar maka ya saya buktikan dan ternyata benar. Mengecewakan sekali. Maaf Mann saya harus bilang ini film sampah. Black hat, sang ahli komputer diperankan Chris memalukan para hacker yang biasanya terlihat cool jadi terlihat idiot. Duh!
Black Hat | Directed by: Michael Mann | Screenplay: Morgan Davis Foelh | Cast: Chris Hersworth, Leehom Wang, Wei Tang, Viola Davis | Skor: 1/5
Karawang, 180515
War Story: Bad Story, Lazy Directing
Cerita perang yang tak ada adegan perangnya. Ngegoliam dari awal sampai akhir. Sebenarnya ga masalah ga ada aksi tembak-tembakan ataupun berkelahinya asal didukung cerita yang Ok. Film yang rilis tahun 2014 lalu, saya tertarik pas lihat posternya. Dengan pose bayangan hitam Catherine Keener membawa kamera dengan latar biru dan artistik. Posternya saya pakai sebagai picture profil di path, yah walau sekarang udah ga aktif di Path. Baru punya kesempatan nonton semalam.
Sebenarnya cerita sederhana namun dibuat frustasi. Lee (Catherine Keener) adalah seorang fotografer perang yang ditugaskan di Tunisia. Setelah traumatik dari tugas sebelumnya di Libya, Lee membawa wajah muram penuh duka ke sebuah hotel tempatnya menginap. Hotel yang pernah ia singgahi. Di sana Lee adalah karakter asing dari kumpulan warga kelas bawah. Efek perang yang buruk tersaji lewat pengambilan gambar yang selalu muram dari awal sampai akhir film. Skore music lebih muram lagi, menyayat gesekan biolanya. Musiknya benar-benar seram, musik duka yang mengintimidasi. Lalu Lee membawa duka itu kepada seorang imigran gelap Hafsia (Hafsia Herzi). Seorang perempuan yang keluar dari Libya menuju Perancis yang sayangnya terdampar di Tunisia. Lee mencoba menerangkan kepada Hafsia tentang masa lalunya, dia berjanji akan menolong sebisa mungkin. Hafsia yang hamil diluar nikah akan melakukan aborsi dan Lee berjanji mengantarnya ke negeri impian Perancis. Awalnya menolak, namun dengan perjuangan gigih Lee berhasil meyakinkannya. Lee bertemu Albert (Ben Kingley) untuk meminta bantuan finansial ke Perancis. Teman lama yang dikiranya sudah mati. Berhasilkah mereka melewati perbatasan menuju tanah yang dijanjikan?
Seperti yang saya bilang dari awal, ceritanya sederhana. Sang sutradara justru membuatnya rumit. Menampilkan gambar-gambar frustasi, yang bisa jadi seperti bilang: ‘kasih kami penghargaan, kasih kami sebuah piala’ karena drama (dibuat) berat yang tersaji. Eksekusinya buruk, cerita lemah, penampilan aktor sebesar Ben juga tak dimaksimalkan, sebatas lewat, dan yang paling membuat kecewa plotnya lambat. Butuh tiga kali nonton untuk menuntaskannya. Pertama ketiduran saat menit belum sampai setengah jam. Masak aer, bikin kopi. Ketiduran lagi saat dialog panjang dengan Albert. Dan percobaan ketiga berhasil merampungkannya, dengan ending yang, ‘yah cuma gitu doang’.
Ada satu adegan yang bagus menjelang akhir. Saat Hafsia di depan pintu toilet, dengan pengambilan gambar dua karakter. Satu bening satu buram, lalu Hafsia bimbang untuk mengambil keputusan. Ini adalah scene yang menarik yang sayangnya kurang lama. Sepintas, seperti film ini. Hanya sepintas ada dalam ingatan, kemudian lupakan. War story without war scene at all. Boring boring movie…
War Story | Directed by: Mark Jackson | Story: Kristin Gore, Mark Jackson | Cast: Catherine Keener, Ben Kingsley, Hafsia Herzi | Skor: 2/5
Karawang, 180515