(review) American Hustle: Lie – And We Loved Each Other.

Gambar

Sydney Prosser: You’re nothing to me until you’re everything.

Christian Bale menanggalkan baju Batman-nya, dengan kepala botak dan penampilan jadul memakai kaca mata besar, dia menyamar secara meyakinkan. Amy Adams memakai pakaian kerah you-can-see menjadi penggoda para klien. Bradley Cooper mendadani penampilannya menjadi penyidik ala KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) berwajah preman. Jennifer Lawrence Menjadi istri Bale yang cerewet dengan rambut keritingnya. Dan Jeremy Renner melengkapi cast bintang sebagai seorang walikota yang dicintai warganya.

Film dibuka dengan Irving Rosenfeld (Christian Bale) seorang penipu ulung yang berdandan menutupi kepala botaknya dengan rambut palsu, berpenampilan bak seorang bisnisman. Bersama Sydney Prosser (Amy Adams) dan Richie DiMaso (Bradley Cooper) mereka bertiga sedang mencoba menjebak walikota dengan sekoper uang suap. Skenarionya mereka diutus seorang syeik untuk memberikan uang pelicin guna mendapat izin mendirikan casino di New Jersey. Sebagai walikota yang terkenal bersih dan dicintai warga Carmine Polito (Jeremy Renner) terang-terangan menolaknya dan meninggalkan pertemuan. Seakan rencana rencana ini berantakan, lalu film pun digulirkan ke belakang, melihat latar belakang semua karakter.

Irving Rosenfeld adalah anak tukang kaca yang sejak kecil diajarkan menipu. Sewaktu kecil dia disuruh ayahnya memecahkan kaca toko di sekitar tempat usahanya, sehingga kacanya laku. Perbuatan anak kecil tentu saja dianggap hanya kenakalan, sehingga permintaan maaf dan denda ala kadarnya. Tak heran sewaktu dewasa dia menjadi seorang penipu. Sydney Prosser adalah remaja bosan dengan rutinitas bekerja di majalah cosmopolitan, walau awalnya bekerja dengan hati tapi waktu membuatnya tak betah, sehingga dia melakukan bisnis ilegal. Richie DiMaso adalah seorang penyidik FBI, yang suka menjatuhkan para politikus. Menganggap mereka kotor, sehingga sering melakukan penjebakan di mana ruang pertemuan sudah disiapkan dengan alat perekam. Carmine Polito adalah walikota yang terlihat bersih, dengan hati melayani masyarakat. Saat dijebak dia sedang berusaha membuka kesempatan lapangan kerja sebanyak-banyaknya, sehingga tawaran pembukaan casino dari seorang syeik Abu Dhabi terlihat menggiurkan.

Setelah pengenalan karakter, kita lalu disuguhi alasan kenapa duet penipu Irwing dan Sydney mau bekerja sama dengan FBI. Rencana-pun disusun, awalnya atasan Richie tak menyetujui rencana ini, karena melibatkan uang besar sebagai kail-nya. Namun akhirnya berubah pikiran setelah mendengar rayuan. Adegan lalu ditarik kembali ke masa di awal film saat sang walikota keluar ruangan dengan marah. Irwing mengejarnya dan meminta maaf atas kelancangan mereka. Dengan pengalamannya dalam bersilat lidah sebagai penipu, Carmine termakan umpan. Negosiasi kembali dibuka. Lalu muncullah seorang karakter aneh Rosalyn (Jennifer Lawrence) sebagai istri Irving. Dia adalah istri yang cerewet dan protektif terhadap keluarga, tapi ternyata itu hanya sampul karena saat menjelang akhir kita dikejutkan fakta dibalik sifat hati-hatinya. Saat walikota menelpon ke rumahnya untuk memenuhi undangan negosiasi dengan syeik di hotel Plaza yang mengangkat adalah Rosalyn sehingga terpaksa diajak datang juga. Irwing yang ada affair dengan Sydney jelas keberatan. Di durasi satu jam film kita serasa ikut duduk dalam perundingan. Membiarkan para wanita pesta di luar, keadaan serasa menegangkan setelah tahu, Carmine mengajak seorang gangster. Apalagi kita tahu syeik palsu asal Abu Dhabi yang disewa FBI adalah seorang Mexico. Keadaan makin tegang saat sang gangster menyapanya dalam bahasa Arab. Batin saya teriak, ‘modaro koe!’ Saat semua terdiam, sesorang menjatuhkan gelas di atas meja sehingga konsentrasi buyar. Namun pihak walikota tetap fokus dan terdiam seakan masih meminta jawab dalam bahasa asing. Diluar duga Irwing dan Richie sendiri, si syeik palsu itu bisa menjawab dengan lancar. Sehingga kesepakatanpun terjalin, transaksi uang suap pun berlanjut.

Merasa ini adalah kemenangan besar, FBI berpesta. Namun Irwing malah seperti tersadar saat mendengar perkataan sang walikota yang membela rakyatnya. Setelah negosiasi selesai, Irwing meminta maaf ke rumah Carmine dan menjelaskan segalanya. Sadar dirinya dijebak, walikota marah besar lalu menghajar dan mengusirnya. Saat semuanya sudah terasa clear demi kepentingan setiap golongan, muncul twist yang membuat saya tersenyum. Karena ternyata sisi keberpihakan setiap karakter memang terlihat abu-abu sedari awal sehingga saat FBI melakukan penggerebekan, semua yang awalnya terlihat jelas malah berantakan. Twist apakah itu? Lihat sendiri biar kalian bisa berteriak ‘bravooo!’ seperti saya.

Inilah film yang digadang-gadang akan menang oscar tahun 2014 ini. bersama 12 Years A Slave, American Hustle mengirim banyak wakilnya. Bale tampil luar biasa, bertubuh gendut dan memakai kaca mata membuatku pangling. Jen-Law sekali lagi membuktikan bahwa oscar tahun lalu bukan hanya kebetulan. Amy Adams sama gilanya, menjadi seorang wanita affair yang bersisi dua, membuat kita bertanya-tanya ke arah siapakah dia berpihak. Renner juga tampil brilian, tebar senyumnya bak selebriti. Cooper pun 11-12, menampilkan sisi egois seorang pemberantas korupsi. Secara keseluruhan ini film istimewa karya David O Russell. Melanjutkan kehebatannya tahun lalu Silver Linings Playbook, dia kembali memasang Jen-Law dan Cooper. Sebuah prestasi luar biasa. Yang jadi tanya berapa piala yang akan diboyong film ini, layak kita nanti Senin nanti.

Film ini memaksaku membandingkan dengan keadaan di Indonesia. Coba bayangkan KPK menjebak suap seorang gubernur bersih dan dicintai misalkan saja, Jokowi. Akan menjadi heboh negara ini. Well, yang dilakukan FBI saya berpendapat seperti pernah dilakukan oleh KPK. Yah, siapa yang tahu? Politik memang rumit. Tetap semangat para pemangku jabatan bersih, moga istiqomah.

American Hustle

Director: David O Russell – Screenplay: Eric Warren Singer, David O Russell – Cast: Christian Bale, Bradley Cooper, Amy Adams, Jeremy Renner, Jenifer Lawrence – Skor: 4.5/5

Karawang, 020314 – Welcome March

6 komentar di “(review) American Hustle: Lie – And We Loved Each Other.

  1. Wah, film ini aku tulis pada baris pertama dalam daftar film yg mau aku tonton dalam waktu dekat ini. Begitu kerjaan selesai dan ada waktu santai, langsung dah nonton American Hustle 😀

    Suka

Tinggalkan komentar